Berwisata Dengan Keluarga Besar
Oleh : Reko Suroko
Mas Reko.com , SOLO – Aku mulai seperti anak kecil, ketika diajak wisata malamnya sulit tidur. Kucari penyebabnya justru tambah mumet, akh enjoy aja.
Baca juga : Nyaris, Otot Pinggangku Ketarik
Pukul 06.00 WIB keluarga besarku, Trah Saimo sudah meluncur ke Solo. Mereka berangkat dari Tawangmangu Wonder Park. Mereka ke Solo berkumpul keluargaku, aku menunggunya di pertigaan Faroka. Atau di depan jalan Hotel Alila, Jln. Slamet Riyadi, Solo.
Sarapan Soto Lamongan
Sekitar pukul 08.00 WIB dijemput bus pariwisata di Gapura PB X. Saat bus berjalan sekitar 15 menit, bus merapat di Soto Lamongan, depan Goro.
Isian Soto Lamongan ada suwiran ayam, telur ayam separo., daun bawang tentu brambang goreng. Lumayan untuk ngisi perut di waktu pagi.
Baca juga : Rhenald Kasali : Mafia Migor Mainkan Kelangkaan Semu Yang Diulang
Tentu, sarapan ini tidak membuatku kenyang, tapi untuk isian perut. Bahkan, beberapa saudaraku menganggapnya soto kocak, karena nasinya dua-tiga kali sudah habis. Bus pun saatnya melaju menuju ke tempat wisata yang pertama, Kids Fun, Jogja.
Seru di Kids Fun
Karena wisata ini bertujuan untuk membuat sedang anak, maka tujuan pertama Kids Fun, Jogja.
Baca juga : Aku Bukan Apa – apa
Bus pun merapat ke Kids Fun, anak-anak tak sabaran. Inginnya segera masuk ke wahana dan langsung bermain. Tentu di wahana ini ada juga yang bisa dimainkan orang tua. Misalnya Go Kart serta Roller Coster, tentu harus keluar uang lagi, selain uang masuk.
Maka yang sudah dewasa pilih naik mobil senggol, ada yang naik tiga kali, bahkan ada yang lima. Karena tidak ada aturan yang harus naik.
Baca juga : Kasus Johnny Depp vs Mantan Istri, Johnny pengontrolan Nama Baik
Bagi orang tua naik yang lebih santai, seperti kereta keliling ke dunia Jurasik Park. Cukup bermanfaat disini.
Bagi, keluarga besarku Trah Saimo, program wisata ini setiap tahun. Bahkan selain pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali, juga ada program umroh, untuk satu orang. Sedangkan bagi pasangannya membayar sendiri.
Aku dan istriku sudah diberangkatkan oleh Trah, saat itu yang dapat hanya istriku. Sedangkan aku diberangkatkan oleh anak-anakku. Itu terjadi 2015 silam.
Ke Pantai Slili
Maaf ngelantur. Bus pun menuju Kabupaten Gunung Kidul, anak-anak pengin main pasir di pantai. Di sini pilihannya banyak, ada Baron Krakal dan masih ada yang lain. Tapi, pilihannya Pantai Slili.
Bus yang kutumpangi parkirnya agak jauh. awalnya aku ragu, karena gangguan jantungku
Pantai Slili yang berlokasi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. Pantai kecil ini sekaligus menjadi pembatas antara Pantai Krakal dengan Pantai Sadranan.
Pantai Slili masih sangat alami sehingga sangat cocok dijadikan tempat berlibur. Dengan adanya yang nyempil, tidak heran jika pantai ini masih belum dikenal banyak orang.
Untuk menuju ke Pantai Slili ini, akses jalanya hanya tersedia satu saja yakni jalan menuju ke Pantai Sadranan. Pantai Slili berada dekat dengan Pantai Ngandong. Pantai Slili biasa dikenal Watu Lawang oleh penduduk setempat karena keberadaan pulau kecil di bawahnya terdapat lorong yang menyerupai pintu. Pantai Slili biasa dijadikan tempat kegiatan sedekat Laut Sadranan (Upacara Nyadran).
Selepas bus parkir, anak-anak, orang dewasa siap bersiap di pantai ini. Sedangkan yang orang tua ada yang bermain air, ada pula yang duduk gazebo. Sembari memandangi anak-anak bermain air.
Anak-anak puas, anak dewasa juga puas, orang tua pun ikut puas. Kini, tiba saatnya mandi air tawar. Tarifnya sungguh mahal, setiap orang Rp 5 ribu untuk sekali mandi. Untuk urusan kencing dan buang hajat besar Rp 2 ribu.
Semua sudah beres, Bus pun bergerak pulang dan waktu menunjukkan pukul 5.30 WIB. awalnya ingin jajan bakso yang berada di dekat lokasi, tapi tinggal 4 porsi. Maka perjalanan dilanjut pulang.
Keluarga besarku pulang ke Tawangmangu, sedangkan aku turun di Palu. Di sini berganti taksi pulang ke Solo. Jalur pulang ini lewat Semin-Watukelir, Sukoharjo. Lalu lewat Bekonang dan menuju ke Asrama BREMORO, Kompi Senapan.
Di sini perjalanan wisataku berakhir. ***