Kang Suro Disengat “Parkinson”
Seorang sedang dirawat di salah satu rumah sakit. (foto : pexels)
Oleh : Reko Suroko
HARI yang ditunggu Kang Suro tiba, yaitu hari kontrol ke dokter. Ini kali kontrol ke dokter saraf. Biasanya Kang Suro kontrol di RS Brayat Minulyo , tapi sekarang ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Surakarta.
Jika di RS Brayat Minulyo itu kontrolnya sore, namun di RSUP dokternya praktik pagi. Yang menjadi pertimbangan lainnya, karena RSUP dekat dengan rumah Kang Suro, bila dibandingkan dengan RS Brayat Minulyo.
Baca Juga : Pinggang Kaku, Sakitnya Itu Di sini
Bagi Kang Suro kontrol itu diibaratkan berwisata kesehatan. Karena di rumah ini banyak orang sakit dan ini memberi pelajaran bagi Kang Suro. ” Masih banyak yang melebihi kita”.
Siapa Kang Suro
Adalah Kang Suro lelaki yang sudah tua, namun rekan-rekan sejawat di jagad jurnalistik menyebutnya senior, untuk menggambarkan seseorang sudah berumur.
Di dalam jurnalistik memang dikenal istilah Junior dan senior, ini dilihat berdasarkan jam terbang di jagad jurnalistik.
Kang Suro, kini, sudah berumur 63 tahun. Dia sudah tidak bekerja di jurnalistik, dia sudah meletakkan pena sebagai jurnalis di satu perusahaan. Namun, sebagai penulis lelaki yang berputra tiga ini masih “menulis”. Walaupun menulis hanya untuk hobi, alias tanpa honor.
Kang Suro menduda, istrinya sudah meninggal di usia 55 tahun, tahun 2018. Tiga anak hidup bersamanya, sulung tinggal di Jakarta ini putri. Sedangkan yang kedua dan ketiga lelaki, yang kedua sudah menikah dan yang bungsu masih kuliah di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penuh ‘Anugerah’
Ketika kontrol saraf di RS Brayat Minulyo aku dinyatakan terkena stroke ringan sebelah kiri. Kang Suro harus menjalani foto scan di kepala sisi kiri.
Gambar didalam foto itu memperlihatkan ada sumbatan di kepala kiri. Sumbatan ini yang mengakibatkan fungsi obat terganggu, sehingga menjadi stroke ringan.
Baca Juga : Nyaris, Otot Pinggangku Ketarik
Kang Suro meminta ke dokter saraf, dr Andi, untuk diberi jadwal terapi. “Bapak hanya stroke ringan, cukup diberi obat, terutama pengencer darah, ” kata dokter itu.
Ini obat untuk dua minggu, pak. Dan dua minggu lagi kontrol, ujarnya.
Disengat Parkinson
Lebih dari satu tahun pengobatan stroke ringan Kang Suro berjalan, namun tidak kunjung berakhir. Dia pun memutuskan untuk pindah dokter. Boleh jadi, akan ada perubahan dan lebih membaik.
Betapa terkejutnya Kang Suro saat dokter yang menanganinya memvonisnya. Vonis yang pernah terbayang sebelumnya, yakni Kang Suro terkena Parkinson.
Semula Kang Suro biasa saja, namun setelah dia membaca artikel tentang penyakit ini, bahwa Parkinson tak bisa disembuhkan. Obat yang diminum setiap hari hanya memperlambat. Bukan obat penyembuh.
Kang Suro pun ingat yang anaknya berkata, “Itu semua sekadar ikhtiar, maka pasrahkan kepada Allah Ta’ala yang akan bekerja dengan caranya.”
Baca Juga : Heboh Farmasi Nakal Atau Pemerintah Tak Peka
Kang Suro pun sudah ikhlas dan ridho akan ketentuan Allah Ta’ala. Maka apapun yang terjadi mesti dihadapi dengan senyum.
Parkinson Oh Parkinson
Kang Suro tercenung setelah membaca artikel tentang Parkinson. Bahwa Parkinson adalah suatu gangguan sistem saraf pusat yang mempengaruhi gerakan, sering disertai tremor.
Kerusakan sel saraf di otak menyebabkan tingkat dopamine turun, sehingga berujung pada gejala Parkinson.
Di mesin pencari Google ditemukan lebih dari 150 ribu kasus per tahun (Indonesia). Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan.
Membutuhkan diagnosis medis
Sering kali Parkinson memerlukan uji atau pencitraan laboratorium. Jika kronis: dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup.
Parkinson seperti kehilangan kendali gerak pada tangan dan kaki, tremor bergetar sendiri. Tremor tangan bergetar sendiri akibat adanya kerusakan di jaringan otak.
Baca Juga : Kucing-kucingku Semakin Menggemaskan
Alhamdulillah Kang Suro tidak mengalami tremor yang berlebihan. Ciri-ciri Parkinson adalah matanya jarang berkedip, langkah dalam berjalan pendek-pendek.
Kang Suro menjalani semua penyakit dideritanya dengan ikhlas dan ridho. Nikmati dan jalani. ***