Cerita lain dari korban gempa Maroko: Tetanggaku berjatuhan dan rumahku roboh
Wanita ini meratapi bahwa rumahnya sudah tak berbentuk lagi. (foto: The Wahington Post)
Marrakesh- (Mas Reko) – Istri Aziz Taki membangunkannya serta putrinya yang berumur 1 tahun, tidak lama sehabis jam 11 malam. Mereka lekas berangkat, kata istri kepada Aziz.
“Itu merupakan suatu yang seram kenang Aziz Taki. Ia sempat hadapi gempa bumi dulu, tetapi tidak seperti saat ini,” Aziz mengingatnya.
Baca Yuk : Gempa bumi dahsyat mengguncang Maroko, korban jiwa jadi 630 orang
Ia tinggal di lantai bawah rumah keluarganya di Marrakesh serta pertama-tama bawa istri serta putrinya ke dalam gang. Setelah itu ia naik ke atas buat menjemput bapak bunda serta 2 kerabat laki-lakinya.
Namun bapak aku sangat terikat dengan rumah,” kata Taki tentang bapaknya yang berumur 93 tahun, Omar. “Jadi ia tidak hendak berangkat .”
Atap yang roboh memaksa Omar keluar
Sepanjang gempa bumi yang terjadi pada larut malam di Maroko pada hari Jumat, para saksi serta korban selamat menggambarkan bagaimana mereka bergegas keluar dari gedung-gedung, mengarah wilayah yang dipadati debu serta puing-puing dan manusia. Sebagian pula ialah turis
Yang bergabung dengan masyarakat di alun-alun terdekat buat menjauhkan diri dari bangunan yang dapat runtuh kapan saja.
Baca Yuk : Gempa Maroko lebih dari 2.000 orang tewas, serta merobohkan bangunan bersejarah
Pusat gempa terletak di provinsi al-Haouz yang terpencil serta secara historis kurang terlayani, dekat 70 km selatan Marrakesh.
Akibatnya sangat terasa, di Marrakesh, Casablanca, Rabat, Fez serta kota-kota yang lain Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang terjadi pada jam 23:11 waktu setempat ialah gempa terkuat yang menyerang daerah tersebut dalam lebih dari satu abad.
Mayat-mayat berantakan di jalan-jalan, sebagian dari lebih dari 2.000 orang terbunuh di segala negari.
“Benar-benar berhamburan,” kata Taki, 40 tahun, lewat telepon.
Begitu Omar sepakat buat berangkat keluarga tersebut merambah salah satu dari banyak gang kecil yang membentuk kota tua Marrakesh, di mana mereka memandang segala area mereka berupaya buat keluar.
Debu terdapat dimana-mana . Seluruh orang berteriak. Bersama mendesak para orang sebelah bergerak mengarah alun-alun terdekat, di mana mereka berharap hendak nyaman dari reruntuhan bangunan. 5 ataupun 10 menit setelah itu keluarga Taki hingga di alun-alun Bab Elmaleh.
Baca Yuk : Paling tidak 296 orang meninggal akibat gempa Maroko
Taki, seseorang orang dagang kelontong, meninggalkan keluarganya serta kembali ke area dekat buat menolong orang lain melarikan diri serta memperoleh selimut. Mereka menyadari kalau mereka hendak tidur di alun-alun.
Dikala kembali ke area tersebut, ia mengira ia memandang 8 orang sekarat ataupun telah mati, tercantum seseorang bunda serta putranya yang masih kecil, serta badan seseorang laki-laki yang melompat keluar dari suatu gedung.
Di dekat rumahnya, Taki memandang seseorang orang sebelah berumur 30-an tersandung di luar rumahnya dalam kondisi tertutup debu. Ia mengambil 3 ataupun 4 langkah serta pingsan di tempat ia hendak mati.
“Aku patah hati,” kata Taki. “Bayangkan kenyataan kalau orang yang sekarat di depan Kamu tadinya merupakan orang sebelah serta sahabat.”
Taki berlari ke rumahnya, mengambil selimut serta memandang apa yang tersisa.
Baca Yuk : Cameron Diaz Pernah Terjebak Narkoba
Kayaknya seorang mengambil pisau besar serta memotong sudut-sudut rumahku, katanya. Keempat bilik sudah terpisah. Pihak berwenang setelah itu memberitahunya kalau rumah itu dapat runtuh kapan saja.
Ia kembali ke alun-alun, di mana ia hendak bermalam mengawasi tetangganya. Balitanya, katanya, shock. Kayaknya paling tidak 800 orang berkumpul di alun-alun dengan selimut.
Nyatanya cuma sedikit yang tertidur
Di dekatnya, Sebastian Rosemont lagi menetap bersama istrinya Genia di suatu wisma di Marrakesh ketika guncangan mulai terjadi
Gempa tersebut lebih kuat dari gempa manapun yang sempat dialami Rosemont, 32 tahun.
Kayaknya terus bergetar,” ucapnya dikala dihubungi lewat telepon, Sabtu malam.
Ia serta istrinya berjongkok di kamar lantai 2 menunggu hingga seluruhnya berakhir.
Baca Yuk : Hong Kong banjir, merendam jalan-jalan serta stasiun
Gempa sebelumnya
Gempa bumi mengguncang Maroko, 7 bulan sehabis gempa tersebut, membunuh lebih dari 50.000 orang di Turki serta Suriah. Menghancurkan segala komunitas. Rosemont sudah melihat dari jauh akibat gempa susulan di situ serta pada hari Sabtu, ia mau keluar.
“Lekas aku berpikir tentang Turki,” katanya. lekas aku berpikir buat berupaya keluar.”
Kala guncangan menyudahi mereka berlari sedini bisa jadi Staf wisma menyuruh mereka berangkat ke alun-alun terdekat. Mereka melangkah ke tempat yang ditafsirkan Rosemont selaku “kabut.”
Debu membuat susah buat memandang tetapi puing-puing berantakan di seberang jalur bersamaan dengan teriakan orang-orang. Nyatanya balkon serta fasadnya sudah runtuh. Mereka memandang seorang muntah.
Gempa susulan berkekuatan 4,9 tercatat 20 menit sehabis gempa awal
Rosemont pula memandang orang-orang kembali ke gang-gang yang runtuh buat bawa masyarakat lanjut umur dengan sofa roda serta mereka yang terluka ke alun-alun, yang terisi dalam waktu 30 menit.
Lekas kru penyelamat darurat muncul dari suatu gang, bawa seorang dengan tandu, terbungkus selimut. Rosemont tidak ketahui apakah mereka masih hidup. Regu penyelamat memasukkan orang tersebut ke dalam ambulans serta kembali ke gang.
Baca Yuk: Di Cina terjadi panas yang ekstrem dan banjir yang hebat
Sekitar 45 menit setelah itu melalui tengah malam, 4 penyelamat, masing-masing memegang satu anggota badan bawa orang lain keluar dari jalur kecil Tidak jelas apakah orang tersebut sadar ataupun seberapa sungguh-sungguh cederanya.
Pemilik wisma kesimpulannya mengantarkan selimut besar serta air buat tamunya yang berkerumun di alun-alun. Rosemont berikan ketahui keluarganya di DC kalau ia baik-baik saja. Ia serta istrinya masih memiliki waktu seminggu tersisa dalam ekspedisi mereka. Mereka sepatutnya berangkat mendaki gunung dekat pusat gempa.
Di saat sekarang ini, mereka cuma berupaya untuk senantiasa nyaman
Mendekati jam 3 pagi, pemilik wisma berkata kalau bangunannya nyaman serta seluruh orang bisa kembali. Mereka berangkat tidur di kamar mereka dekat jam 4 pagi
Keesokan paginya, mereka menelusuri kembali langkah mereka di kota yang mereka datangi 2 hari lebih dahulu.
Sebagian toko nyatanya tidak hancur , sedangkan toko yang lain kehabisan bagian atas temboknya ataupun lebih kurang baik lagi.
Rosemont serta istrinya lagi melaksanakan touring serta pemandunya berikan ketahui mereka kalau reruntuhan kuno di Marrakesh sangat terpelihara dengan baik sebab tidak sering terjalin gempa bumi.
Sebagian dari reruntuhan itu ….
Baca Yuk : Hilary hantam California sehabis melanda Meksiko
Upaya pencarian serta penyelamatan bersinambung pada hari Sabtu kala jumlah korban tewas serta terluka melonjak. Masyarakat mengantre buat mendonorkan darahnya, serta organisasi dorongan dan pemerintah di segala dunia bersiap menolong
Taki mempunyai kerabat laki-laki lain yang tinggal di al-Haouz. Ia berkata kerabat kandungnya kehabisan rumah 3 lantai serta bangunan tempat memelihara ternaknya. Sebagian hewan peliharaannya pula mati, sehingga menghancurkan bisnisnya. Taki berkata sedikitnya 20 orang tewas di desa tempat saudaranya tinggal.
“Di daerah itu, mereka terletak di luar jangkauan,” katanya.
Dikala matahari terbenam pada hari Sabtu di Marrakesh, Taki berkata ia berencana buat tinggal bersama keluarganya dekat 6 mil jauhnya dari rumahnya yang sebagian runtuh. Di pagi hari, ia berharap buat kembali ke gang serta memandang apa lagi yang dapat ia jalani buat menolong
Sumber :The Washington Post