PBB merevisi angka kematian Libya yang besar
Amerika Serikat, Jerman, Iran, Italia, Qatar, dan Turki termasuk di antara negara-negara yang menyatakan telah mengirimkan atau siap mengirimkan bantuan. (AP Photo/Jamal Alkomaty)
Derna- (Mas Reko)–PBB sudah mengganti jumlah korban tewas lebih dahulu akibat banjir di Libya, bagi berdasarkan laporan perbaikan yang diperbarui pada pekan pagi dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
PBB saat ini melaporkan kalau paling tidak 3.958 orang tewas di segala Libya akibat banjir, mengutip Organisasi Kesehatan Dunia PBB World Health Organization Laporan yang direvisi pula mengatakan lebih dari 9.000 orang masih lenyap.
Baca yuk : Banjir Libya : Ditemukan mayat-mayat yang membusuk di laut
Dalam laporan Sabtu pagi, OCHA berkata sedikitnya 11.300 orang tewas di Derna, Libya, akibat banjir dahsyat. OCHA mengutip Bulan Sabit Merah Libya dengan angka-angka buat laporan hari Sabtu.
Merevisi jumlah nyawa
“Kami memakai angka yang baru diverifikasi oleh World Health Organization Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, berkata kepada CNN pada hari Pekan
Warga Bulan Sabit Merah Libya berkata kepada CNN lebih dahulu pada hari Pekan kalau mereka tidak sempat merilis angka kematian yang besar kepada PBB akibat banjir di Derna.
Kala ditanya gimana ataupun kenapa PBB salah mengatakan jumlah korban tewas, Haq mengatakan “dalam banyak kejadian yang berbeda, kami kesimpulannya merevisi angka tersebut. Jadi seperti itu yang terjalin di mari
“Prosedur standarnya merupakan kami bekerja sama dengan bermacam pihak buat membenarkan jumlah kami ditilik ulang. Kapanpun kami melaksanakan perbaikan itu sebab no kami lagi di cross check,” jelas Haq.
Wakil juru bicara tersebut berkata jumlah korban tewas tidak berganti dapat meningkat ataupun menurun
Derna pusat banjir
Derna, pusat banjir dikala Badai Daniel, terbelah 2 sehabis air banjir menyapu segala area pada Pekan kemudian sehingga membuka jalur mengarah laut. Kota ini mempunyai populasi dekat 100.000 jiwa saat sebelum kejadian tersebut.
Baca yuk : Warga Adat di Rempang, terdapat saat sebelum Indonesia
Tepi lautnya sudah jadi tempat utama buat membawakan jenazah serta mengangkutnya buat dimakamkan, dalam proses yang ditaruh di satu posisi sebab bahaya kesehatan dari jenazah yang membusuk.
Para pakar berkata akibat badai ini diperburuk oleh bermacam aspek yang mematikan, tercantum penuaan, infrastruktur yang rusak, peringatan yang tidak mencukupi serta akibat krisis hawa yang terus menjadi kilat
Regu penyelamat memohon dorongan lebih banyak di Libya kala mereka mengalami tugas berat buat mengevakuasi jenazah dari laut
Penyelamat minta bantuan
Regu penyelamat internasional di Libya menyerukan bantuan lebih lanjut untuk mengambil jenazah korban banjir dahsyat yang menyerang kota Derna di bagian timur, membunuh ribuan orang.
Lebih dari seminggu setelah itu regu berkata sebagian besar jenazah korban terletak di dalam air, serta sebagian jenazah terletak di wilayah yang cuma bisa dijangkau dengan memakai perlengkapan spesial
“Mayat-mayat telah membusuk serta pada sesuatu dikala tidak bisa jadi buat mengambilnya kembali,” kata perwakilan misi Tunisia dalam pertemuan yang diadakan dengan rekan-rekannya dari negara-negara Arab, Rusia, Turki serta Italia di Derna. “Kami memerlukan dorongan sehingga intervensi kami lebih efektif tambahnya.
Perlu perahu khusus
Perwakilan misi dari UEA, Mesir serta Aljazair menggambarkan temuan mayat di teluk-teluk kecil di Mediterania di wilayah yang cuma bisa diakses oleh perahu spesial
Baca yuk : Korban tewas akibat banjir melonjak jadi 11.300 di kota pesisir Derna di Libya
Perwakilan Aljazair berkata timnya memandang dekat 50 mayat dari tebing dekat 7 mil laut dari pelabuhan Derna, tetapi wilayah tersebut cuma bisa diakses oleh penyelam serta perahu.
bila kami memperoleh perahu yang pas kami bisa mengambil 100 jenazah tiap hari,” kata perwakilan Mesir.
Banjir dahsyat menyerang segala area di Mediterania pada hari Pekan kemudian
Jumlah korban banjir dahsyat di Derna masih belum jelas. Bagi Berdasarkan laporan PBB yang dirilis pada hari Sabtu, jumlah tersebut sudah bertambah jadi paling tidak 11.300, sedangkan 10.100 yang lain masih lenyap
Berbantah soal angka atau nyawa?
Tetapi pihak berwenang Libya pada hari Pekan membantah angka tersebut, serta Departemen Kesehatan Libya Timur memberi tahu kalau mereka sudah mendokumentasikan 3.252 kematian di Derna sepanjang ini serta kalau jumlah korban jiwa di PBB tidak akurat. Tokoh Departemen Kesehatan mendokumentasikan jenazah yang diambil serta dikuburkan.
PBB berkata timnya mengutip Bulan Sabit Merah Libya. CNN sudah menghubungi kedua organisasi tersebut buat membagikan pendapat serta tidak bisa memverifikasi 2 tokoh yang berlawanan tersebut.
Lebih dari 40.000 orang terpaksa mengungsi di daerah timur laut Libya semenjak hujan ekstrem yang diakibatkan oleh Badai Daniel, kata PBB.
Para pakar berkata akibat badai ini diperburuk oleh bermacam aspek yang mematikan, tercantum penuaan, infrastruktur yang rusak, peringatan yang tidak mencukupi serta akibat krisis hawa yang terus menjadi kilat
Baca yuk : Pulau Lepas ke Investor, Warga Rempang Tak Mau Relokasi
Derna, pusat bencana, terbelah jadi 2 sehabis air banjir menyapu segala area sehingga membuka jalur mengarah laut. Kota ini mempunyai populasi dekat 100.000 jiwa saat sebelum kejadian tersebut.
Tepi lautnya sudah jadi tempat utama buat membawakan jenazah serta mengangkutnya buat dimakamkan, dalam proses yang ditaruh di satu posisi sebab bahaya kesehatan dari jenazah yang membusuk.
Pada hari Sabtu, regu CNN di tempat peristiwa memandang paling tidak 4 mayat, ataupun jenazah mereka, datang serta dimasukkan ke dalam truk.
Dua sukarelawan Derna di posisi peristiwa berkata 22 jenazah sudah datang buat dimakamkan pada Sabtu. Mereka berkata sampai 90 jenazah diserahkan pada hari Jumat.
Mayat-mayat tersebut, jelas mereka, tidak lagi bisa diidentifikasi pada hari ketujuh sehabis banjir, sebab mereka seluruh nampak sama,” kata seseorang sukarelawan kepada Jomana.
Baca yuk : Serba-serbi khasiat Jahe bagi kita
Asma Awad, sukarelawan yang lain menggambarkan kepada Jomana kalau ia kehabisan beberapa saudara tercantum segala keluarga suaminya. Derna merupakan kota yang sangat indah,” kata Awad, sembari meningkatkan kalau ia biasa menyebutnya gadis duyung.”
Awad mempertanyakan apakah Derna hendak “bangkit kembali,” saat sebelum menangis. (Reko Suroko)
Sumber : CNN