Yang Bersimpuh di Raudhah Demi Target Produksi Minyak 1 Juta Barrel
Irjen (Purn) Eko Indra Heri (kemeja biru) bersama rombongan jemaah Maktour, keluar dari Raudhah. (Foto: Iqbal Arief Ismail/detikcom)
Jakarta, (Mas Reko)—Pada Kamis (30/5/24) pagi dan sore, rombongan jemaah haji khusus paket Al Fath Maktour kembali bersimpuh dan berdoa di Raudhah, Masjid Nabawi. Kali ini mereka mengatur kunjungannya secara mandiri melalui aplikasi Nusuk dan Tawakkalna. Waktu kunjungan dipilih sesuai dengan ketersediaan masing-masing jemaah.
Baca juga : 25 Calhaj Indonesia Meninggal Dunia
Sebagian besar jemaah memilih jadwal pada akhir Mei dan 1 Juni, dengan waktu kunjungan yang beragam, mulai dari siang, tengah malam, hingga dini hari menjelang sepertiga malam untuk sekaligus menunaikan salat malam, Tahajud.
Namun, tidak semua jemaah dapat dengan mudah memilih jadwal kunjungan. Beberapa harus mencoba berkali-kali, berganti provider dan telepon selular, meminta bantuan ustad dan petugas, atau mendatangi call center Nusuk di lingkungan Masjid Nabawi. Sementara itu, beberapa jemaah memutuskan untuk tidak kembali karena berbagai alasan.
Baca juga :Satu Calhaj Asal Kebumen Meninggal di RS Madinah
Alizar, seorang lelaki kelahiran Solok – Sumatera Barat, pada 3 Juli 1971, terlihat tenang meskipun banyak jemaah lain gelisah karena belum berhasil ‘menembus’ Nusuk. Dia merasa cukup dengan kunjungannya ke Raudhah yang pertama kali bersama rombongan. “Masih ribuan orang yang belum punya kesempatan, biarlah mereka menjadi prioritas,” ujarnya dengan tenang.
Doa-doa yang dipanjatkan di Raudhah sangat beragam. Selain meminta keselamatan dunia-akhirat, banyak yang berdoa untuk keinginan pribadi, keluarga, dan organisasi tempat bekerja, serta keselamatan bangsa dan negara.
Eko Indra Heri (60 tahun), misalnya, berdoa tidak hanya untuk dirinya dan keluarganya, tetapi juga untuk organisasi tempatnya bekerja, SKK Migas. Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini, yang sejak 5 Desember 2022 menjabat sebagai Deputi Pengawas Internal SKK Migas, mengatakan bahwa ikhtiar untuk mencapai target dilakukan secara teknis dan nonteknis dengan berdoa kepada Allah SWT. Salah satu tempat mustajab untuk berdoa, menurut ulama, adalah Raudhah di Masjid Nabawi.
Baca juga : Mengenai Wafatnya Sang Tokoh Salim Said
SKK Migas, di bawah manajemen Dwi Sutjipto, menargetkan produksi siap jual atau lifting minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari pada 2030, dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari. Untuk mencapai target ambisius ini, sejumlah rencana jangka panjang telah disiapkan. Namun, realisasi lifting minyak bumi hingga akhir 2023 baru mencapai 605.500 barel per hari, jauh di bawah target APBN 2023 sebesar 660.000 barel per hari dan target rencana kerja dan anggaran 2023 sebesar 621.000 barel per hari.
Realisasi ini membuat target 1 juta barel per hari pada 2030 semakin sulit dicapai. Hal ini disoroti oleh sejumlah anggota Komisi VII DPR dalam rapat kerja dengan Kepala SKK Migas serta perwakilan 10 besar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) pada 13 Maret 2024.(RS)
Sumber : detik.com