Investor IKN Hanya Dongeng!
“Sejak awal kita sudah melihat bahwa IKN ini penuh dengan masalah dan sangat dipaksakan oleh Jokowi. Saya sudah memberikan analisis panjang lebar dan mengajak siapa saja yang mendukung IKN untuk berdiskusi,” ujar Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/6).
Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara/Net\
Jakarta, (Mas Reko)–Pengunduran diri dua pejabat utama Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dianggap sebagai tanda bahwa proyek yang diusung oleh Presiden Joko Widodo ini bermasalah sejak awal dan terlalu dipaksakan.
Baca juga : Kepala Otorita IKN Mundur, Basuki: Presiden Tak Perlu Kemping Lagi
Pendapat ini disampaikan oleh komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan, yang dikenal juga sebagai Kang Tamil, merespons mundurnya Bambang Susantono dari posisi Kepala Otorita IKN, dan Dhony Rajajoe dari jabatan Wakil Kepala Otorita IKN secara bersamaan.
Menurut Kang Tamil, dalam teori politik, tidak mungkin seorang pejabat mundur tanpa ada masalah pada dirinya atau jabatannya.
“Sejak awal kita sudah melihat bahwa IKN ini penuh dengan masalah dan sangat dipaksakan oleh Jokowi. Saya sudah memberikan analisis panjang lebar dan mengajak siapa saja yang mendukung IKN untuk berdiskusi,” ujar Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/6).
Baca juga : Mundur dari Jabatan Wakil Kepala Otorita, Dhony Rahajoe: Saya Dukung Keberhasilan IKN Sesuai Tujuannya
Pengunduran diri kedua pejabat tersebut, menurut akademisi Universitas Dian Nusantara ini, menunjukkan bahwa mereka tidak ingin IKN merusak reputasi politik mereka.
“Ini bisa karena faktor investor yang hanya mitos, bisa juga karena banyak PNS yang lebih memilih mundur daripada harus pindah ke IKN,” kata Kang Tamil.
“Selain itu, isu air bersih yang menjadi alasan para pejabat untuk tidak pindah ke IKN juga mencerminkan keengganan elit untuk pindah ke sana,” lanjutnya.
Kang Tamil berpendapat, meskipun IKN sudah menjadi undang-undang, namun undang-undang bukan sesuatu yang tidak bisa diubah.
Baca juga : Pengumuman Pengunduran Diri Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN: Misteri dan Spekulasi
“Pemerintah harus realistis terhadap IKN, jadikan saja sebagai salah satu Istana Presiden dan destinasi wisata. Menurut saya, itu lebih bermanfaat daripada memaksa menjadikannya Ibu Kota Negara,” pungkas Kang Tamil.
Penggundulan hutan
Sementara itu, Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menilai pernyataan Presiden Joko Widodo tentang konsep Ibu Kota Nusantara (IKN) hanya omong kosong. Menurutnya, fakta di lapangan menunjukkan adanya penggundulan hutan di Kalimantan.
Bhima menyebutkan, pernyataan Jokowi bahwa IKN di Kalimantan Timur akan menjadi ibu kota terhijau di dunia tidak sesuai dengan praktik pembangunan yang terjadi.
Bhima menemukan foto satelit NASA yang memperlihatkan perubahan kondisi hutan di Kalimantan setelah proyek pembangunan IKN dimulai.
Baca juga : Kontroversi Tapera: Antara Janji Pemerintah, Keberatan Pengusaha, dan Penolakan Pekerja
Ia membandingkan foto satelit NASA dari 26 April 2022, ketika IKN belum mulai dibangun, yang menunjukkan hamparan hijau yang masih luas. Namun, pada periode Februari 2024, saat proyek IKN mulai berjalan, foto NASA menunjukkan hamparan hijau digantikan dengan warna cokelat yang menandakan tanah.
“Jika IKN tidak menebang pohon yang ada dan prosesnya lebih inklusif, mungkin lebih mudah jadi hijau. Tapi yang terjadi malah deforestasi,” ujar Bhima kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/6).
Bhima menyimpulkan bahwa karena adanya kebijakan penggundulan hutan untuk pembangunan infrastruktur pemerintahan pusat, konsep IKN terhijau di dunia hanya omong kosong dari Jokowi.
“Hutannya jadi gundul di IKN,” tutup Bhima.(RS)
Sumber : rmol.id