Menjadi Pendengar Cerita Orang Tak Dikenal


Ilustrasi : Mendengarkan cerita orang lain, layak didengar dengan bahasa yang menyenangkan. (foto: Uril Mont/pexels)

Oleh : Reko Suroko

SOLO, (Mas Reko.com) –Menjadi pendengar cerita orang tak dikenal , nikmat rasanya. Nikmat, karena membuat orang lain merasa ceritanya dihargai orang lain. Memberi ruang bagi orang lain di dalam diriku, tentu tentang ceritanya, tak merugikan apapun dariku.

Baca JugaHari Ini Aku Kontrol ke Spesialis Jantung

Pencerita senang, dan aku sudah menebar kepedulianku untuk orang lain. Mencari peluang berbuat baik adalah pekerjaan sulit-sulit gampang. Menurutku itu tergantung jodoh dan diijinkan Allah.

Mau Sehat, Mau Sakit

Ketika menunggu diperiksa dokter spesialis jantung, rasanya terkadang menjengkelkan, terkadang menyenangkan. Menjengkelkan, karena perawatnya dalam memanggil tidak berurutan nomor yang dipanggil. Ini tergantung seenak perawatnya.

Menyenangkan, bila saat menunggu ada teman bercerita. Apalagi saat ke rumah sakit kita jadikan wisata kesehatan, ini akan menyenangkan.

Baca Juga : Penuh Kontroversi, Gol Karim Benzema ke Gawang Liverpool

Tiba- tiba seorang lelaki yang tidak kukenal sebelumnya mengajakku bicara. Aku pun merespon pembicaraannya. Dia bercerita sebelum ke poli jantung, dia sudah divonis tak bisa bergerak oleh dokter saraf di RSUD dr Muwardi.
Dia ditawari operasi, agar peluang berdiri seperti biasanya 50 % dapat dilakukannya. Dia menolak tawaran itu. Dia pasrah.

Menurutnya, “berani sehat, ya berani sakit. “

Lelaki yang mengaku berumur 78 tahun ini meneruskan ceritanya. Istrinya, kata lelaki itu, membelikannya ramuan dari daerah Nogosari, Boyolali. Ramuan yang harganya Rp 3 juta itu untuk digunakan selama sebulan.

Baca Juga Aku Bersyukur Di Kala Senja Masih Diberi Usia 

Namun, saat diminum satu minggu, ramuan itu sudah menunjukkan hasil. Dia yang semula hanya rebahan, sudah dapat duduk.

“Dalam sebulan saya sudah bisa jalan, walaupun perlahan. Dalam tiga bulan nyaris normal, sekitar masih 10% saja,” ujarnya.

Bahkan, cerita lelaki yang mengaku beralamat di Mayang, Gatak, Sukoharjo, dia sudah bisa naik sepeda. Wajahnya terlihat berbinar ketika dia mengatakan sudah bisa naik sepeda.

Kecelakaan di Alas Roban

Awalnya dia mengalami kecelakaan di daerah Alas Roban dan saraf lehernya ada yang ‘terluka’. Hal itu mengakibatkan dirinya tak bisa berdiri, hanya rebahan.

Dia sudah tidak takut dengan kematian, menurutnya berani hidup, ya berani mati. Maka ketika divonis mati, dia tidak takut menghadapinya.

Baca Juga : Pencemaran Nama Baik Johnny Depp vs Amber Heard

Tak lama dia pamit hendak rebahan di kursi tunggu. Karena punggungnya terasa sakit.
Terima kasih Ya Allah, telah ijinkan aku bertemu dengan lelaki ini dan memberi ‘ketegaran’ dalam bercanda dengan berbagai penyakit yang Engkau berikan. ***

Berita Terkait

Top