Kimia Farma merugi Dirut diganti
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta,
Jakarta, (Mas Reko)-–Kementerian BUMN, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, memutuskan untuk merombak jajaran direksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023.
Baca juga :Dapen pekerja BUMN digasak oknum-oknum biadab Erick : Saya kecewa, saya sedih
Posisi Direktur Utama yang sebelumnya dijabat oleh David Utama kini digantikan oleh Djagad Prakasa Dwialam.
Djagad sebelumnya memimpin anak perusahaan Kimia Farma sebagai Direktur Utama Kimia Farma Trading & Distributions. Pergantian juga terjadi pada posisi Direktur Sumber Daya Manusia dari Dharma Syahputra ke Disril Revolin Putra.
Djagad mengungkapkan bahwa keputusan ini datang dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham pengendali. Ia menyatakan bahwa pergantian direksi merupakan hal yang normal dengan tujuan meningkatkan kinerja perusahaan.
Baca juga: Kasus Dugaan Fraud Indofarma (INAF)
Djagad diberi mandat untuk melakukan transformasi kinerja perusahaan yang sedang mengalami kerugian. Pada tahun 2023, Kimia Farma mencatatkan kerugian terbesar sebesar Rp 1,8 triliun. Prioritas utama Djagad adalah mengembalikan kondisi keuangan perusahaan ke arah positif.
Empat direksi lainnya tetap menjabat di posisi masing-masing, yaitu Lina Sari sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Hadi Kardoko sebagai Direktur Produksi dan Supply Chain, Chairani Harahap sebagai Direktur Komersial, dan Jasmine Kamiasti Karsono sebagai Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan.
Baca juga: Pengusaha: Prioritas Izin Tambang untuk Ormas Agama Melanggar UU Minerba
Kerugian Kimia Farma
Kimia Farma melaporkan kerugian usaha sebesar Rp 1,8 triliun pada tahun 2023, naik dari Rp 126 miliar pada tahun 2022. Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari, beberapa faktor penyebab kerugian termasuk inefisiensi pabrik, produk tidak terserap yang sudah kedaluwarsa, dan margin rendah pada produk yang didominasi.
Selain itu, terdapat dugaan penyelewengan data atau rekayasa keuangan di Kimia Farma Apotek yang masih dalam tahap evaluasi dan audit oleh konsultan independen.
Baca juga: Pertemuan dan Perpanjangan Kontrak PTFI
Ke depan, Kimia Farma berkomitmen untuk melakukan transformasi usaha, efisiensi, pengendalian biaya, penguatan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), serta mengalokasikan belanja modal untuk pengembangan bisnis Kimia Farma Apotek dan operasional pabrik. (RS)
Sumber : Tempo.co