Mencari Pembunuh Josua di Tumpukan Jerami
Mencari Pembunuh Josua di Tumpukan Jerami. (foto: detik.com)
Oleh : Reko Suroko
Mas Reko. com– Mencari pembunuh Josua bagaikan mencari sebatang jarum di tumpukan jerami. Lantaran peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigpol Josua, sebenarnya sudah ada pembunuhnya, Bharada RE. Itu versi kepolisian.
Sayangnya narasi yang dibangun polisi mengundang tanda tanya di kalangan masyarakat. Narasi polisi itu justru dipandang berisi ketidakjujuran, sehingga memantik reaksi perlawanan dari publik. Lebih-lebih para penghuni dunia maya.
Sinetron Sambo
Bahkan seorang purnawirawan TNI pun ikut tergerak hatinya sehingga mengatakan bahwa Irjen Sambo sedang memainkan sinetron.
Baca Juga : Melacak Kematian Josua Antara Magelang-Jakarta
“Irjen Ferdy Sambo berdasarkan pengalaman kawan-kawannya di sinetron km 50, sedang berlatih menjadi bintang Sinetron,” kata Mayjen (Purn) Deddy S Budiman seperti dikutip suaranasional.com, Ahad (24/7/2022) dan dimuat Ahad (24/7/2022).
Menurut Deddy, penggemar sinetron di Nusantara, yang Pancasilais, Bhineka Tunggal Ika dan Islami menghendaki Irjen Pol Ferdy Sambo, segera banting stir, untuk menebus dosa-dosanya, dengan menjadi artis penyanyi.
Penggemar sinetron percaya, Irjen Pol Ferdy Sambo, sedang bekerja sama dengan PBB dalam rangka memperingati hari “Anti-Islamofobia “. saat ini sedang menyiapkan syair ” Km 50 jalan tol Jakarta Cikampek “
Baca Juga : Jendral Jatuh Dalam Kematian Seorang Brigadir
“Lantunan suara Irjen Pol Ferdy Sambo, sedang di tunggu-tunggu pengemar, pasti merdu, pasti mendapat apresiasi, pasti mendapat saweran sebagai pahlawan penyelamat keutuhan dan kedaulatan NKRI,” jelas Deddy.
Autopsi Ulang
Tentu untuk menemukan pembunuh Brigpol Josua walau di tumpukan jerami, mesti harus membutuhkan bukti dan saksi. Salah satu barang bukti yang sulit terbantahkan adalah pada jenasah Josua.
Rabu (27/7/2022) Polri akan menggelar autopsi ulang, autopsi ini bakal melibatkan banyak unsur dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
“Dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jumat, 22 Juli, seperti dikutip voi. id.
Baca Juga : Kematian Brigpol J Kisah Seksi Yang Menggoda
Namun, tak dirinci identitas tujuh dokter yang dilibatkan dalam proses autopsi Brigadir J. Hanya ditegaskan, mereka merupakan ahli di bidang forensik.
Selain itu, proses autopsi akan dilakukan langsung di Jambi. Tujuannya menghindari resiko pembusukan. Sebab, jika jasad dibawa ke Jakarta akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
“Namanya saya tidak hafal, ada beberapa guru besar disitu yang memang expert di bidangnya terutama forensik itu akan hadir ya,” kata Dedi.
Minggu CNN Indonesia.com mengabarkan autopsi ulang akan dilakukan Rabu (27/7/2022). Adapun lokasinya di pemakaman jenazah Brigpol Josua, salah satu pemakaman di Jambi.
Baca Juga : Kematian Brigpol J Momen Pencarian Akuntabilitas Publik
Dalam mengungkap kasus ini, kata Dedi, proses pembuktian harus secara ilmiah dan hasilnya harus sahih dan dapat dipertangungjawabkan.
Ada dua konsekuensi yang harus ditanggung oleh penyidik dalam pembuktian secara ilmiah ini, yakni konsekuensi yang secara yuridis harus terpenuhi, dan konsekuensi keilmuan harus terpenuhi metodenya, ilmunya, peralatan yang digunakan.
“Tentu sekali lagi saya sampaikan proses pembuktiannya harus secara ilmiah, dan hasilnya harus sahih dan sesuai,” kata Dedi.
TNI Kirimkan Dokter Forensik
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah mengirimkan perwakilan dokter TNI untuk membantu proses autopsi ulang jasad Brigadir J yang diduga tewas akibat ditembak.
Baca Juga : Polisi Saling Tembak , Glock 17 Milik Siapa?
Andika mengatakan salah seorang dokter forensik dari Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto akan bergabung dengan tim Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
“Kami sudah diberi tahu oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia. Dan perhimpunan ini sudah juga memilih salah satunya dokter TNI,” ujar Andika di Mabes TNI, Jakarta Timur, Minggu (24/7), seperti dikutip CNN Indonesia. com.
Andika menyatakan keikutsertaan salah seorang dokter forensik untuk melakukan autopsi ulang jasad Brigadir J dimaksud berdasarkan permintaan dari PDFI.
“Dipilih oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia karena memang punya kompetensi. Dokter F, ini dari RSPAD,”kata dia.
Baca Juga : Narasi Polisi Baku Tembak Bakal Ambyar?
“Perhimpunan ini yang juga isinya mereka-mereka yang kompeten, senior, kemudian menjaga kode etik dan seterusnya,” lanjutnya.
Komnas HAM Mencatat
Mestinya jika sudah ada autopsi, yang mencatat semua luka yang ada di jenasah, maka mudah bagi Polri untuk membuat narasi mulai dari alat hingga kematian pukul berapa. Pendek kata jenasah sudah bicara pada petugas forensik. Entah jika hasil auotopsi bukan konsumsi public, hanya untuk kalangan sendiri.
Komnas HAM pun sudah mencatat berbagai catatan yang signifikan, untuk mencari jejak pembunuh yang sesungguhnya.
Baca Juga : Media Asing Soroti Kasus Polisi Tembak Polisi Yang Tak Transparan
“Tim telah memiliki catatan signifikan yang menunjukkan luka ini akibat apa, karakternya apa, konstrain waktu luka itu kapan terjadi, dan kira-kira luka itu diakibatkan oleh apa. Itu kami sudah punya catatan yang lumayan,” kata Choirul Anam melalui YouTube Komnas HAM pada Jumat (23/7), seperti dikutip CNN Indonesia. com
Anam menyampaikan, meski sudah mengantongi catatan signifikan tersebut, Komnas HAM belum bisa membuat kesimpulan karena harus melengkapi data agar penyelidikan imparsial. Dia mengatakan catatan signifikan berisi posisi tubuh dan juga luka pada jenazah Brigadir Yoshua.
“Tapi kalau ditanya kesimpulannya apa, kami belum bisa, tapi kami punya catatan signifikan terhadap posisi tubuh luka-luka yang ada di jenazah Brigadir J. Belum bisa kami simpulkan sekarang dan nggak bisa juga disimpulkan sekarang karena belum imparsial,” ujarnya.
Baca Juga : Misteri Polisi
Mencari jejak pembunuh harus berhadapan dengan tumpukan jerami yang tebal. Ketebalan yang berlapis-lapis.
Publik yakin Polri canggih, bisa membuka kematian Mirna oleh racun sianida dan menemukan Jessica sebagai pembunuhnya. Walaupun, mungkin tak ada saksi yang bicara, kasus ini akan tersibak.
InsyaAllah. ***
Sumber: suaranasional. com, voi. id, CNN Indonesia. com