Gunung Ibu meletus, diingatkan potensi banjir dan aliran lahar dingin
Gunung api Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara kembali erupsi pada Minggu (2/6/2024) (Dokumentasi Humas BNPB RI)
Jakarta, (Mas Reko)–Gunung berapi di Pulau Halmahera, Indonesia timur, meletus pada hari Sabtu, mengeluarkan awan abu setinggi lima kilometer (tiga mil), menurut badan vulkanologi nasional (PVMBG). Badan bencana memperingatkan potensi banjir dan aliran lahar dingin akibat letusan ini.
Baca juga : Gunung Ibu Erupsi, Pemkab Halmahera Barat Siapkan Lokasi Pengungsian
Letusan Gunung Ibu terjadi pada pukul 11:03 waktu setempat (02:03 GMT), setelah beberapa letusan terjadi pada bulan Mei. Aktivitas vulkanik yang meningkat sejak April telah menyebabkan evakuasi tujuh desa di sekitarnya.
Kolom abu tebal berwarna abu-abu bergerak ke arah barat daya, menurut BNPB, yang juga mengimbau warga dan wisatawan untuk menjaga jarak minimal tujuh kilometer dari kawah aktif. Rekaman menunjukkan abu tebal yang disemburkan gunung berapi tersebut.
BNPB meminta pemerintah setempat untuk bersiap menghadapi bencana susulan seperti banjir bandang dan aliran lahar dingin. Analisis badan meteorologi negara mengindikasikan potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut, meskipun tidak disebutkan kapan tepatnya.
Baca juga : Gunung Semeru mengalami erupsi, dini hari tadi
“Kami mengimbau agar material sisa letusan segera dibersihkan karena berbahaya. Hujan lebat dapat memicu banjir bandang yang dapat menyebabkan kerusakan dan korban jiwa,” kata Kepala BNPB Suharyanto dalam pernyataannya pada hari Jumat.
Gunung Ibu telah berada pada tingkat siaga tertinggi PVMBG sejak 16 Mei. Aktivitas terbaru ini mengikuti serangkaian letusan gunung berapi lain di Indonesia, yang terletak di “Cincin Api” Pasifik dan memiliki 127 gunung berapi aktif.
Banjir bandang dan aliran lahar dingin dari Gunung Marapi, salah satu gunung berapi paling aktif di provinsi Sumatera Barat, terjadi setelah hujan lebat pada 11 Mei, menewaskan sedikitnya 67 orang dan 20 orang masih hilang.(RS)
Sumber : Reuters