Maudy Ayunda Jubir G -20, Dianggap Kesombongan dan Gimik
Mas Reko– Awalnya penunjukkan Maudy Ayunda sebagai jubir G-20 biasa-biasa saja. Maudy yang alumnus dua universitas bergengsi di dunia ini, Inggris (Oxford University) dan Amerika Serikat (Stanford University), tak terindikasi masalah.
Masalah muncul setelah adanya keluhan dari media asing reaksi publik langsung viral.
Seperti diwartakan kemarin, bahwa Bloomberg termasuk yang mempermasalahkan kapasitas Maudy Ayunda. Bloomberg menganggap Maudy Ayunda tidak memiliki pengalaman diplomatik dan ekonomi.
Sejumlah analis lokal menyebutkan penunjukan Maudy Ayunda sebagai jubir dalam perhelatan dunia selevel G20 selain sebagai wujud kesombongan juga dianggap sebagai gimik.
Alasan pemerintah yang menyebut Maudy Ayunda sebagai sosok pintar serta menguasai sejumlah bahasa asing. Rupanya itu tidak cukup di perhelatan dunia yang “kuyub” dengan isu geopolitik.
Indonesia Dalam Dilema
Sebaliknya analis menilai justru tidak menguasai hal paling dasar yaitu terkait ekonomi global dan juga geopolitik dunia. Apalagi Presidensi G20 kali ini menempatkan Indonesia dalam dilematis.
Meminjam pernyataan analis politik, Ujang Komarudin, bahwa untuk sekelas jubir dalam perhelatan dunia seharusnya dijabat oleh ahli atau diplomat berkelas dunia. Tidak hanya sebagai gimik apalagi hanya tujuan untuk menginspirasi anak muda Indonesia (kelompok milenial dan generasi Z).(Barisan.co, 21/4).
Karena seorang jubir tidak hanya menghubungkan ide-ide G20 dengan publik Indonesia. Tetapi yang lebih penting lagi seorang jubir menjadi penyampai ide dan gagasan serta rupa dan wajah Indonesia untuk masyarakat dunia.
Isu Boikot G20 Mengemuka
Isu boikot G20 jelas bukan perkara mudah. Isu ini menempatkan Indonesia dalam posisi sangat sulit. Dalam peribahasa lama, dimakan ayah mati dan dimakan mama yang mati.
Ancaman boikot KTT G20 di Bali yang dilontarkan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat jika tetap Indonesia keukeuh mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin, jelas bukan perkara sederhana.
Isu ini dipastikan akan terus menjadi headline media lokal dan dunia sampai detik-detik acara KTT G20 berlangsung pada 30 November 2022. Rencana kedatangan Putin ke Indonesia disampaikan langsung Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam jumpa pers Rabu (23/3/2022).
Saat ini perang Rusia versus Ukraina memang di luar dugaan. Perang mengundang reaksi dari anggota NATO.
Ketika Indonesia kebagian giliran sebagai Presidensi G20 dalam KTT di Italia tanggal 30-31 Oktober 2021, sepertinya penyelenggaraan kelompok negara yang menjadi representasi dari 85% perekonomian dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan internasional dan 60% populasi dunia, tidak akan menemukan masalah.***