Di manakah Engkau Ya Allah Kumerindu
Tuhan dimanakah Kamu?
Surakarta, (Mas Reko)— Ya Allah, yang kamu di mana? Bolehkah aku bertanya begitu? Allah apakah boleh menyebut-Mu dengan kata ‘Kamu’. Aku ada takut yang membuat marah, karena mereka beranggapan bahwa Engkau (Allah) hanyalah milik mereka.
Baca juga: Cerita lain dari korban gempa Maroko: Tetanggaku berjatuhan dan rumahku roboh
Pagi ini aku berusaha mencari-Mu di antara serpihan keimananku. Dan selalu bertanya kepada hati ini. Apakah aku sudah berjalan sesuai dengan petunjuk-Mu ? Apakah seumur hidup sudah sejalan dengan aturan junjunganku, Nabi Muhammad.
Aku Takut Ya Rabbi
Aku takut ya rabbi, selepas kudengar berulang-ulang ceramah da’i kondang, Zainuddin MZ
Diapun takut masuk neraka, itu manusia sekelas da’i kondang.
Lalu aku? Sholatku, penuh lubang. Begitu pun zakatku, sungguh tak seberapa. Infaqku apalagi aku jarang mengisi kotak amal.
Baca juga: Harimau Jawa punah? Indonesia perlu cari bukti.
Takut Neraka-Mu
Sungguh aku takut akan Neraka-Mu, tapi ibadahku sungguh tak bisa kuandalkan masuk surga-Mu. Lalu apa yang bisa kupakai ‘menyentuh’ surga-Mu?
Boleh jadi, hanya safaat yang bisa mengantarkanku ke surga-Mu.
Tapi, safaat dari siapa? Nabi Muhammad SAW atau dari Allah? Bagaimana cara mendapatkannya, aku sungguh tidak tahu.
Kisah Tukang Cukur
Baca juga: Apakah itu Sindrom Metabolik ?
Kutinggalkan perenunganku, dan aku tertarik dengan kisah ‘Tukang Cukur dan Tuhan. Kupikir di kisah ini ada cerita cara berbicara dengan Allah. Ternyata….
Sambil mengutak-atik isi perut google, ketemulah aku dengan kisah ini yang sempat ditulis dalam saru blog berisi kisah-kisah penuh hikmah.
Berikut aku sampaikan kembali kisah tersebut. Semoga kita dapat mengambil intisari yang baik dari cerita ini.
Baca juga: Kemampuan orang tua menurun, tantangan mobilitas yang tinggi
Suatu hari seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Tuhan Tidak Ada?
Tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan memulai pembicaraan yang menghangat. Mereka membahas banyak hal dan berbagai variasi pembicaraan, dan sedikit topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Tukang cukur berkata, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu?” timpal bagi konsumen.
Baca juga: Cara Menurunkan Kadar Ureum Tinggi dalam Tubuh
Sahut si tukang cukur, “Mulai, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Lalu katakan padaku, jika Tuhan itu ada, adakah orang yang sakit? Adakah anak yang terlantar?” Lanjutnya, “Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Aku tidak dapat membayangkan firman Tuhan Yang Maha Penyayang, kenapa membiarkan ini semua terjadi.”
Jika konsumen ingin berpikir sejenak, tetapi tidak merespons karena dia tidak ingin memulai pendapatnya.
Tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan jika konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah konsumen meninggalkan ruangan itu, ia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang dan amburadul. Kotor dan brewok yang tidak diukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Seorang konsumen yang baru datang berkata kepada tukang cukur. Mengapa Anda termenung, kata konsumen itu. “Selama ini kamu di mana, ” tandas sang konsumen.
Tukang cukur tidak terima, “Kamu kok bisa bilang begitu? Saya ada di sini dan saya tukang cukur. Dan saya berbincang dengan Anda dan kini ingin mengukurmu.
“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” tambah konsumen.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur.
“Aku sering meninggalkan -Nya, Allah tak pernah marah . ***