Disfagia pada Lansia: Ancaman Tersembunyi yang Mengintai
Surakarta, (Mas Re) Orang lanjut usia sering mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah disfagia, atau kesulitan menelan. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan saat makan tetapi juga dapat membahayakan nyawa.
Baca juga : Mengapa Lansia Mudah Tersedak?
Pada lansia, tubuh mengalami berbagai perubahan seiring bertambahnya usia, termasuk masalah gigi rapuh, penyakit gusi, dan mulut yang kering. Semua ini berkontribusi terhadap kesulitan mengunyah dan menelan.
Penyebab Disfagia pada Lansia
Disfagia biasanya disebabkan oleh berbagai kondisi medis lain, seperti:
– Penyakit sistem saraf, seperti stroke, cedera kepala, atau demensia.
– Kanker, terutama kanker mulut dan kanker esofagus.
– Penyakit refluks gastroesofagus (GORD), yang menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Baca juga : Polrestabes Semarang tangkap penipu lansia
Pada lansia, disfagia berisiko berisiko karena sistem tubuh yang sudah melemah. Mereka yang memiliki masalah dalam membersihkan dahak atau air liurnya sendiri berisiko tinggi mengalami keracunan, yang bisa menyebabkan kegagalan pernapasan.
Risiko Tersedak dan Disfagia
Tersedak adalah salah satu risiko terbesar dari disfagia. Ketika seseorang tersedak, ada benda asing yang masuk ke saluran pernapasan, bukan saluran pencernaan. Lansia memiliki risiko tujuh kali lebih tinggi untuk penyakit ginjal dibandingkan anak-anak. Tersedak bisa menjadi berbahaya jika benda yang menyumbat saluran napas lebih besar atau sama dengan ukuran saluran tersebut.
Epiglotis, bagian faring yang berfungsi menutup saluran napas saat menelan, memainkan peran penting dalam mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran pernapasan. Namun, jika fungsi epiglotis terganggu, risiko tersedak meningkat.
Baca juga : Kehidupan Lansia Sendirian di Tengah Kesulitan Hidup
Cara Mengelola Disfagia pada Lansia
Penanganan disfagia memerlukan perhatian yang cermat. Berikut adalah beberapa langkah untuk mendekati pasien penderita disfagia:
– Lakukan tes menelan dasar di samping tempat tidur, seperti tes menelan air.
– Kenali jenis makanan yang sulit ditelan oleh pasien, baik makanan padat maupun cair.
– Gunakan kamera fluoroskopi untuk menilai posisi pasien pada Skala Penilaian Keparahan Disfagia.
– Pastikan pasien memakan makanan dengan baik dan minum perlahan.
– Pasien harus duduk tegak saat makan dan menghindari berbaring setelah makan.
Tak boleh diabaikan
Disfagia pada lansia bukanlah masalah yang bisa diabaikan. Mengosongkan minuman tidak hanya dapat menyebabkan kembung, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk risiko infeksi paru-paru dan malnutrisi. Pemeriksaan dan perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia yang menderita disfagia.
Dengan pengelolaan yang baik, lansia dapat mengurangi risiko disfagia dan meningkatkan kualitas hidup mereka.(RS)