Lansia Juga Manusia, Lansia Juga Butuh ‘Cinta’
Lansia juga manusia, mereka butuh cinta. (foto: Andrea P/Pexels.com)
Oleh : Reko Suroko
SOLO, (Mas Reko)- KETIKA Kang Suro naik bus kota, pengemudinya menanyakan umur Kang Suro. Dengan nada gagah dia menjawabnya, 63 tahun, kata Kang Suro.
Pengemudi menyodorkan satu gambar yang harus dipindai, “Saya lansia,” kata Kang Suro.
Baca Juga : Tips Berolahraga Agar Lansia Tetap Kuat dan Aktif
“Silakan dipindai pakai uang wallet atau yang lain, ” kata pengemudi bus itu.
Kalau bapak tidak bayar, lanjutnya, silakan ke Dishub minta surat lansia.
Kang Suro berpikir sejenak, sebenarnya dia tahu uang wallet. Hanya saja Kang Suro tidak tahu untuk dinyatakan lansia harus ke Dishubkominfo.
Tentu ini untuk urusan lansia yang tidak bayar. Namun, bagi lansia yang mau bayar, seperti Kang Suro kan tidak perlu ke Dishubkominfo.
Boleh jadi, pengemudi bus kota yang sumbangan para games itu semua dianggap sama, ingin bebas bayar. Padahal tidak demikian, banyak lansia yang mau bayar. Hanya saja terkadang tidak tahu cara bayarnya.
Akhirnya ketimbang berdebat, Kang Suro mengambil handphone dan memindainya. Ternyata untuk lansia bayarnya hanya Rp 2 ribu. Kalau di Semarang lansia bayar Rp 1.000,_.
Lansia Dirundung Sepi
Ketika usia sudah merambah lansia secara fisik jauh menurun. Berbagai gangguan kesehatan hampir pasti singgah, mulai yang ringan maupun yang butuh penanganan yang serius.
Secara psikologis, semakin panjang umur seseorang, lansia juga akan mudah lupa, mengalami rasa kesepian dan kebosanan. Keadaan tersebut menyebabkan lansia membutuhkan dukungan orang sekitarnya, seperti keluarga ataupun orang sekitarnya.
Baca Juga : Aku Bersyukur Di Kala Senja Masih Diberi Usia
Namun, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021 yang dilakukan oleh BPS menyebutkan terdapat 9,99 persen lansia yang tinggal sendiri.
Dapat diartikan satu dari 10 penduduk lansia tinggal seorang diri.
Perubahan sosial di masyarakat, misalnya kecenderungan perubahan struktur keluarga dari keluarga besar (extended family) ke keluarga inti (nuclear family) menjadi salah satu penyebab perubahan terhadap lansia. Sebelumnya mereka tinggal bersama dalam satu rumah dengan anggota keluarga lainnya, namun sekarang lansia tinggal terpisah dengan anak-anak mereka.
Menurut Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Mental Indonesia, Dra Nella Safitri Psi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan guna mengatasi kesepian, yakni:
Terus Terang Kepada Anak-Anak
“Apa yang dirasakan, ya, kasih tahu. Anak-anak enggak otomatis tahu apa yang kita rasakan. Keterbukaan komunikasi dengan anak atau lingkungan yang bisa dipercaya dan mau mendengarkan,” kata Nella dalam seminar daring Geriatri TV dikutip Senin (14/2/2022).
Kembangkan hobi
Menurut Nella, sebagian lansia ada yang masih kerja, tapi jika sudah tidak bekerja dan menghabiskan waktu di rumah maka sebaiknya kembangkan hobi.
Baca Juga : Emma Corrin , Pemeran Putri Diana Yang Nyentrik
“Mungkin ada yang hobinya bikin rajutan, boleh dikembangkan lagi. Kalau hobi menggambar ya udah lanjutkan lagi. Yang penting, otak dan tangan terus dirangsang,” Nela melanjutkan.
Tetap Aktif di Rumah
Lansia dapat tetap aktif di rumah dengan mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti merapikan rumah dan kegiatan ringan lainnya.
“Tetap aktif di rumah itu dapat mengurangi risiko terkena demensia, banyak penelitiannya tentang itu,” kata dia.
Kesepian atau loneliness adalah suatu keadaan mental dan emosional yang dicirikan dengan perasaan kehampaan dan merasa sunyi. Kesepian ini banyak terjadi pada orang lanjut usia atau lansia. Biasanya orang lanjut usia ingin memiliki hidup yang bersama-sama dalam kebahagiaan dan berbagi kesuksesan.
Sayangnya ada satu keadaan yang menyebabkan kesepian.
I Dewa Putu Pramantara, Sp.PD., K-Ger dalam webinar untuk umum yang bertema Mengatasi Kesepian Pada Usia Lanjut, memaparkan perasaan kesepian adalah perasaan yang sifatnya subyektif.
Ada 2 macam kesepian, yaitu kesepian emosional seperti misalnya tidak ada yang bisa dipercaya dan tidak ada yang membantu di kehidupan.
Lalu ada juga kesepian sosial, yaitu ditinggalkan dari kumpulannya, dikucilkan.
Menurut dr. Dewa mekanisme dari kesepian ini sendiri belum diketahui dengan pasti. Ada faktor psikologik suatu kondisi yang berubah secara mendadak.
Lansia Juga Manusia
Kang Suro merasakan kendati dirinya lansia, namun tetap manusia juga. Kadang merasa sepi, dia juga membutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk bisa tertawa.
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk Geriatri.id, bahwa Kang Suro membutuhkan cinta dalam arti perhatian.
Kang Suro sebenarnya ingin membuat hadiah buat anak -anaknya
-
Membuatkan mereka hadiah karya sendiri.
Hadiah yang dibuat sendiri mempunyai makna yang lebih dalam, dan hal ini memberikan kesempatan bagi orangtua kita untuk bisa menceritakan serta membanggakan hadiah di hadapan teman-teman mereka.
-
Meminta mereka menceritakan kisah bahagia dalam hidup mereka
Banyak lansia yang menyukai kegiatan mengenang hal yang indah dalam hidup mereka. Ketika kita meminta dan mendengarkan kisah mereka dengan seksama, itu pertanda bahwa kita peduli dan turut bahagia dengan mereka.
-
Utarakan bahwa kita menyayangi mereka
Ya, tidak ada yang salah dengan mengutarakan rasa sayang secara verbal kepada mereka. Selain rentan kesepian, lansia sejatinya butuh perhatian dan kasih sayang sehingga mereka akan senang jika ada yang mengutarakan perasaan itu kepada mereka.
Baca Juga : Kehilangan Semangat Untuk Menulis
-
Berkomunikasi dengan hormat dan sayang dengan mereka.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk berkomunikasi secara sayang namun juga hormat, yaitu dengan sopan, mendengarkan ucapan mereka, mendengarkan nasihat mereka, menanyakan kabar mereka secara rutin, mengunjungi atau menelpon mereka secara rutin.***
Dirangkum dari berbagai sumber