Mencari Kerendahan Hati di Daerah Kumuh
Oleh : Reko Suroko
ilustrasi : Daerah kumuh dan salah satunya Budi berada di antara mereka. (foto: abc.net.au)
DI suatu Ahad pagi yang cerah, di satu daerah kumuh yang penuh warna kehidupan, Ada penjual lotis, Mbah Got, karena jenggotnya panjang. Dan profesi Mbah Got ini penjaga sepeda di satu bioskop di kotaku. Disitulah tumbuh dan berkembang anak-anak kecil di antaranya Budi.
Baca juga : Nostalgia Bersama Teman di Masa Kecil
Satu kaki Budi berada di dunia gelap dan satu kaki di dunia harapan. Budi tidak peduli ketika diajak teman sepermainanya mencuri mangga milik orang gedongan, karena rumahnya memang berupa gedung yang mentereng.
Sungguh berbeda dengan rumah kami, yang saat itu kalau disebut rumah rasanya belum pantas. Sungguh gubug, orang tua kami menyebutnya begitu.
Budi adalah anak yang selalu penuh semangat dan penuh rasa ingin tahu. Dia sering mengamati tingkah polah orang dewasa di sekitarnya yang baginya adalah teladan.
Baca juga : Kumulai Hariku Dengan Bismillah
Meski tinggal di daerah slum, Budi selalu melihat sisi positif dari sekitarnya. Ia berpikir bahwa orang-orang di sekitarnya adalah orang-orang baik. Seperti Pak RT yang selalu tersenyum meski giginya ompong, atau Bu RT yang suaranya lantang tapi hatinya lembut seperti marshmallow.
Jambretan Fun Run
Setiap Ahad pagi, di daerah itu selalu ada acara “Jambretan Fun Run”. Ini bukan acara lari biasa, ini adalah lomba yang sangat dinantikan oleh penduduk sekitar. Mereka sudah terbiasa dengan kejadian jambret yang sering terjadi, jadi mereka memutuskan untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang lucu dan menghibur.
Acara ini diikuti oleh dua tim: Tim Penjambret dan Tim Korban. Tim Penjambret terdiri dari anak-anak yang berlari dengan penuh semangat, berusaha “menjambret” barang-barang yang telah disiapkan oleh panitia, seperti sandal jepit, payung, atau bahkan panci. Sementara Tim Korban berusaha mengejar dan menangkap penjambret dengan gaya yang kocak.
Baca juga : Khasiat Bawang Putih bagi Kesehatan dan Cara Mengkonsumsinya
Budi selalu menjadi juara di Tim Penjambret. Dengan lincah, dia berlari menghindari kejaran sambil tertawa-tawa. Sementara teman-temannya di Tim Korban, seperti Ucok dan Siti, berlari dengan gaya aneh, seperti menari balet atau melompat-lompat seperti kelinci, membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
Di akhir acara, meski Tim Penjambret biasanya menang, semua peserta mendapatkan hadiah kecil-kecilan. Pak RT yang baik hati selalu memberikan hadiah istimewa bagi peserta terheboh. Hari itu, Budi mendapatkan payung warna-warni sebagai hadiah karena berhasil menjambret panci terbesar tanpa tertangkap.
Dengan senyum lebar, Budi pulang ke rumah sambil memegang payung barunya. Meski hidup di daerah kumuh, dia selalu merasa bahagia karena bisa melihat kebaikan dan keceriaan di sekitarnya. Baginya, kerendahan hati adalah kunci untuk menikmati hidup apa adanya.
Baca juga : Hujan Salju Besar-Besaran di NY Mengubur Mobil
Dan begitulah, di tengah kehidupan yang keras, Budi dan teman-temannya menemukan cara untuk tetap tersenyum dan bersenang-senang. Karena di dunia mereka, tidak ada yang lebih penting daripada kebahagiaan dan persahabatan.***
—