Balada Mi Instan Hingga Ke Ukraina


Balada Mi Instan Hingga Ke Ukraina. (foto : BBC.COM)

Oleh : Reko Suroko

SOLO, Mas Reko.com-DALAM satu minggu ini sudah berapa bungkus mi instan yang pembaca konsumsi? Berapa bungkus yang pembaca konsumsi tidak begitu penting, yang penting mi instan sudah familiar dengan keluarga kita.

Pasti hampir semua pembaca pernah menyantapnya, apakah yang berkuah atau goreng. Bahkan yang varian rendang, soto, atau kare, pasti pernah memakannya.

Baca Juga : Harga Gandum Menggila, Ancaman Pangan Bagi Global

Mi instan apapun mereknya bersumber biji gandum. Saat ini pasokan gandum sedang seret. Pasalnya, India menutup kran impor, Ukraina sedang terhambat kapal pengangkutnya. Cina untuk kebutuhan dalam negeri juga masih kedodoran.

Indonesia Bergantung Impor

Gandum merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia selain beras, jagung, dan kedelai. Meski demikian, Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri.

Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia bahkan menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia.

Indonesia tercatat mengimpor sebanyak 10,29 juta ton gandum pada 2020. Negara importir gandum terbesar kedua adalah Turki sebesar 9,65 juta ton, diikuti Mesir dan Tiongkok dengan impor gandum masing-masing 9,04 juta ton dan 8,15 juta ton.

Baca Juga : Presiden Berkepentingan Impor Gandum, Saat Lawatan ke Ukraina dan Rusia

Data di atas merupakan data yang disajikan Katadata.co.id, 12 April yang lalu.

Maka ketika Rusia memerangi Ukraina, Indonesia berkepentingan dengan itu. Karena Indonesia impor gandum dari Ukraina.

Kebutuhan Indonesia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor gandum dan meslin mencapai 10,74 juta ton sepanjang Januari-November 2021. Adapun nilainya mencapai US$ 3,3 miliar. Impor gandum dan meslin terbesar Indonesia berasal dari Australia dengan volume mencapai 4,42 juta ton (41,09%) dengan nilai US$ 1,37 miliar pada periode Januari-November 2021.

Baca Juga : Pasangan Apriyani/Fadia Juarai Malaysia Open 2022

Impor gandum dan meslin terbesar Indonesia berikutnya berasal dari Ukraina dengan volume 2,76 juta ton (25,68%) dengan nilai US$ 821 juta. Diikuti Kanada dengan volume 1,88 juta ton (17,52%) dengan nilai US$ 623,35 juta.

Pasalnya Indonesia adalah importir bersih gandum. Pada tahun 2021, nilai impor gandum dan meslin Indonesia tercatat US$ 3,55 miliar, setara Rp 51,45 triliun (Kurs = Rp 14.500/US$), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara hingga bulan Februari 2022, nilai impor gandum Indonesia mencapai Rp 9,06 triliun.

Balada Misi Biji Gandum ke Ukraina. (foto:silanews.com)

Data-data di atas menunjukkan bahwa Indonesia sangat bergantung pada biji gandum. Lebih dari seperempat kebutuhan gandum Indonesia berasal dari Ukraina.

Sungguh benar pernyataan mantan pejabat kedutaan Australia di Jakarta, David Engel. “Semakin lama perang dan gangguan yang dihasilkan dalam ekspor gandum dan minyak bunga matahari Ukraina bertahan, semakin tinggi risiko lonjakan harga pangan, yang secara historis telah memicu kerusuhan politik di nusantara,” tulis David Engel, seperti dikutip pojokkiri. net, 1 Juli 2022.

Baca Juga : Minggu Ini Jadwal Wisataku Padat

Namun, bagi David Engel, alih-alih bisa mendamaikan kedua negara, Jokowi hanya membawa kepentingan sendiri. Terutama mengamankan impor gandum dari Ukraina ke Indonesia.

60 Kontainer Tertahan

Pengimpor gandum asal Indonesia dari Ukraina merupakan importir umum dengan lisensi khusus, salah satunya perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo).

Aptindo mencatat saat ini sekitar 60 kontainer yang tertahan di Ukraina akibat agresi Rusia. “Satu kontainer sekitar 20 ton, berarti sekitar 1.200 ton (yang tertahan di Ukraina),” kata Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies seperti dikutip Katadata.co.id, Jumat (4/3).

Anggota Aptindo yang mengimpor gandum dari Ukraina di antaranya PT Paramasuka Gupita di Jakarta dan PT Fugui and Grain Flour Indonesia di Gresik. Kedua pabrik itu akan menghasilkan tepung terigu yang dikonsumsi oleh Wings Group sebagai bahan baku makanan seperti mi instan.

Bole jadi misi lawatan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia, salah satunya soal bahan dasar mi instan, gandum.

Baca Juga : Wisata Yang Tak Biasa, Wisata Ke Rumah Sakit

Apakah misi itu berhasil? Maukah Rusia mau membuka jalur gandum Ukraina demi Indonesia. Yang terjadi justru Rusia meningkatkan serangannya ke Ukraina. ***

 

Berita Terkait

Top