Bayang-bayang Lonjakan Inflasi Dalam APBN 2023
Harga telur ayam ras yang melonjak haragnya, memberi andil dalam lonjakan inflasi. (foto:Jubi.co.id)
Oleh : Reko Suroko
JAKARTA, (Mas Reko.com)–Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa kondisi harga komoditas global yang saat ini terus mengalami kenaikan menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Baca Juga : Rhenald Kasali : Mafia Migor Mainkan Kelangkaan Semu Yang Diulang
Kondisi yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina tersebut dikhawatirkan bakal berdampak kenaikan inflasi di dalam negeri. Seiring lonjakan harga-harga kebutuhan pokok. Untuk meredamnya, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG dan listrik
Naikkan Anggaran Subsidi
Lantaran harga minyak dunia melonjak namun harga dalam negeri dipertahankan, maka konsekuensinya tentu membengkaknya besaran subsidi dan kompensasi yang harus dikucurkan oleh pemerintah guna menutupi selisih harga tersebut.
Baca Juga : Menangi Gugatan Johnny Depp Dapat Rp150 M
“Karena itu untuk tahun ini, kami meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi yang nilainya diperkirakan untuk subsidi dan kompensasi Rp 520 triliun,” Ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, sebagaimana dikutip dari program 1st Session Closing IDX Channel, Kamis (02/06/2022).
Bayang -bayang Lonjakan Inflasi
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Mei 2022 sebesar 0,40 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender pada Mei 2022 sebesar 2,56 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun pada Mei 2022 menjadi 3,55 persen.
Inflasi Mei 2022 berdasarkan inflasi tahun ke tahun ini merupakan inflasi tertinggi sejak Desember 2017 yang saat itu sebesar 3,61 persen. Indeks harga konsumen (IHK) juga meningkat dari 109,98 pada April 2022 menjadi 110,42 pada Mei 2022.
Baca Juga : Johnny Depp Memenangi Gugatan Atas Amber Heard
“Kalau ditarik ke belakang inflasi Mei ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017 yang saat itu inflasinya sebesar 3,61 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 2 Juni 2022.
Margo Yuwono mengatakan penyumbang utama inflasi pada Mei, antara lain tarif angkutan udara, harga telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah. Sementara itu dari 90 kota yang diamati pergerakan harga, 87 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di kota Tanjung Pandan sebesar 2,24 persen.
Komoditas penyumbang inflasi di Tanjung Pandan, antara lain ikan kerisi yang menyumbang inflasi 0,53 persen, air kemasan 0,31 persen, angkutan udara 0,28 persen,” kata Margo Yuwono, seperti dilansir Tempo.co, Kamis, 2 Juni 2022.
Andil Dalam Lonjakan Inflasi
Apabila diurai menurut komponen berasal dari harga bergejolak, yakni sebesar 0,16 yang penyebabnya dari telur ayam ras, bawang merah, dan daging sapi. Komponen kedua memberi andil inflasi sebesar 0,15 persen yang berasal dari komoditas ikan segar, nasi dengan lauk, dan roti manis.
Komponen ketiga adalah harga yang diatur pemerintah yang memberikan andil sebesar 0,09, yang disebabkan kenaikan tarif angkutan udara.
Baca Juga : Hari Ini Aku Kontrol ke Spesialis Jantung
“Penyebab utama tren harga yang diatur pemerintah karena pemerintah mengizinkan maskapai penerbangan melakukan penyesuaian biaya produksi untuk angkutan penumpang dalam negeri. Selain itu, ada kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang juga berdampak pada kenaikan inflasi,” kata Margo Yuwono.
Komponen ketiga adalah harga yang diatur pemerintah yang memberikan andil sebesar 0,09, yang disebabkan kenaikan tarif angkutan udara.
“Penyebab utama tren harga yang diatur pemerintah karena pemerintah mengizinkan maskapai penerbangan melakukan penyesuaian biaya produksi untuk angkutan penumpang dalam negeri. Selain itu, ada kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang juga berdampak pada kenaikan inflasi,” kata Margo Yuwono.***