Para pedagang di Tanah Abang berkeluh kalah bersaing dengan TikTok
Pedagang membuka kiosnya di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin, 26 Juli 2021. Pemerintah memperpanjang PPKM Level 4 dengan memberi kelonggaran terhadap usaha kecil, termasuk membuka Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jakarta , (Mas Reko)— Beberapa pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluh soal kondisi usaha mereka belum lama ini. Tren penjualan secara online melonjak sehingga terjadi pergantian pola pembelian konsumen.
Rehan, salah satu pedagang baju perempuan di situ menggambarkan kalau sekarang ini adalah masa krisis bagi para pedagang di Tanah Abang.
Baca yuk:Waspada, Investasi Cina Rp175 Triliun di Rempang bisa jadi melayang
“Ya, begitulah, saat ini lagi masa-masa krisis buat para pedagang di Tanah Abang. Dibanding dengan 3-4 tahun kemudian saat ini sepi wisatawan ucapnya kepada Tempo, Senin, 18 September 2023.
Pedagang yang membuka kios di Blok F Lantai 2 Pasar Tanah Abang itu menjelaskan, kalau usaha yang ia tekuni sekarang ini memanglah bukan kelas partai besar. Kesulitan sering dat0ing tidak sering dialami tiap harinya. Perihal seragam pula dirasakan oleh rekan-rekannya sesama orang dagang di Tanah Abang.
“Di sebagian blok, pengunjungnya sangat sepi saat ini, “ kata Rehan.
Ia pula membuka tidak sedikit toko yang telah gulung tikar. Tidak hanya itu, toko-toko yang mempunyai banyak cabang akhirnya memilih menutup gerainya secara massal.
Tetapi begitu, ketika ini para pedagang malah harus bersaing dengan banjir produk impor murah yang tersebar secara online, salah satunya melalui TikTok Shop.
Dulu Facebook, Kini TikTok
Dulu pas Covid itu rame penjualan online di Facebook. Saat ini yang lagi rame TikTok, ya, pada bergeser ke TikTok. Banyak yang mulai menekuni, bagaimana juga triknya, ucap Rehan.
Baca yuk: Ancaman bagi UMKM, Anggota DPR-RI : TikTok Sangat Berbahaya…
“Namun, katanya berpindahnya cara penjualan ke online pula tidak semudah yang dibayangkan. meski meskipun online, buat live streaming, itu tetep sulit Ngga seluruhnya dapat langsung rame,” kata Rehan.
Rehan pula bukan tanpa berupaya, dia senantiasa menekuni usaha pakaiannya serta berupaya menciptakan pemecahan dari masalah-masalah yang mencuat jika kalah di harga, kita coba cari upaya yang tidak sangat banyak saingannya. ” Bisa jadi dengan menjual benda yang berbeda,” tuturnya
Kata pengamat
TikTok Shop belum lama ini masih ramai diperbincangkan warganet sebab dikira mengecam Usaha Mikro, Kecil, serta Menengah (UMKM) di Indonesia. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjawab macam suara soal layanan TikTok Shop.
“TikTok hendaknya membuat platform e-commerce yang terpisah dengan media sosial,” ucap Bhima kepada Tempo, Senin, 18 September 2023. “Nanti judulnya senantiasa TikTok Shop pula tidak permasalahan tetapi jangan dicampur dengan sosial media.”
Baca yuk : Rakyat Rempang Dituntut Kosongkan Pulau hingga 28 September
Bhima berpikiran kalau Live sales boleh saja diberlakukan asal di platform e-commerce yang terpisah. Ia juga menyamakan dengan di Inggris, di mana TikTok membuat platform e-commerce sendiri serta tidak bercampur dengan sosial media. (Reko Suroko)
Sumber : Tempo.co