Banjir Landa Malang, 8 Kecamatan Terendam
Banjir bandang menerjang Malang. (foto: CNN Indonesia.com,/ Antara/Zabur Karuru)
Mas Reko.com , MALANG -Kecamatan Delapan di Kabupaten Malang diterjang banjir, Senin (17/10). Kondisi ini terjadi karena hujan yang mengguyur sejak Minggu, (16/10/2022).
Dan sedikitnya 600 keluarga menjadi korban bencana tersebut. Serta ratusan warga yang diungsikan, namun satu dusun terisolir, yakni Dusun Roworante.
Di dusun ini terdapat 178 KK. Warga tidak bisa dievakuasi karena kondisi udara hingga masih sangat tinggi.
Baca Juga : Kembalikan Keadilan Dua Putriku, TGIPF Berakhir
“Desa Sitiarjo di Kecamatan Sumbermanjing Wetan paling parah kondisinya. Airnya masih tinggi sekitar 2,5 meter,” kata Kasi Pelayanan PMI Kabupaten Malang Amirul Yasin tentang kondisi Dusun Rowoterate per pukul 17.00 WIB, kemarin.
Sudah Bisa Dilintasi
Sementara itu jalur utama di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo dan Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, sudah bisa diakses kendaraan.
Sebelumnya, jalur utama terputus akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi Senin (17/10/22) kemarin.
“Jalur utama menuju Desa Pujiharjo dan Desa Lebakharjo sudah dibuka. Kendaraan sudah bisa melintas tadi pagi (Selasa, red),” ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Selasa (18/10/22) siang ini, seperti dikutip beritajatim.com
Sadono menuturkan, dua jalur utama ini sebelumnya sempat terputus karena longsoran tanah menutup seluruh badan jalan, pada Senin (17/10/22) kemarin. Tanah longsor akibat hujan deras.
Kondisi Warga Roworante Aman
Yasin memastikan warga Dusun Rowoterate aman. Karena mereka memiliki tempat yang dibangun di area yang lebih tinggi. Yasin mengungkapkan, banjir di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan mulai surut kemarin sore, (Senin, 17/10/202)
Baca Juga : Rekomedasi TGIPF Di Tangan Presiden
Debit air dari Sungai Panguluran mulai menurun. Namun demikian, petugas dan warga tetap siaga. Itu karena jika debit air naik dan Laut Ungapan pasang maka air sungai kembali meluap.
“Para relawan masih siaga di lokasi. Yang pasti sudah mulai surut banjirnya,” tambahnya.
Dia menyebutkan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan banjir melanda tiga desa. Yakni Desa Sitiarjo, Desa Tambakrejo dan Desa Kedungbanteng.
Masing-masing wilayah ketinggian banjirnya berbeda, antara 20 sentimeter, 30 sentimeter, dan 40 sentimeter.
“Kecuali yang Dusun Rowoterate Desa Sitiarjo, karena area yang diingatnya di bawa batas sungai tidak tepat, mencapai 2,5 meter,’ kata dia.
Yasin mengatakan, ada satu dapur umum yang disediakan di Desa Sitiarjo. Dapur umum ini memiliki kapasitas besar, yaitu sekali masak sampai 3.000 bungkus makanan. Selain itu juga melakukan warga yang berkunjung ke banjir.
Baca Juga : Waspada, Serangan Jantung Bisa Datang Kapan Saja
“Kami juga truk air bersih ke lokasi. Karena di sana air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang mendesak,” demikian dikutip Malangposcomedia.id
Lokasi Kedua Yang Parah
Sementara itu lokasi kedua yang parah, yakni Kecamatan Tirtoyudo, terutama Desa Pujiharjo. Banjir bandang yang menerjang wilayah ini mengakibatkan 12 rumah rusak sedang, dan dua ruang TPQ hilang terbawa arus udara yang bercampur lumpur dan material kayu.
“Jumlah keluarga yang tersebar di Desa Pujiharjo sekitar 365 KK,’ kata Kepala Desa Pujiharjo Hendik Arso.
Saat dihubungi semalam Hendik mengatakan, selain rumah rusak sedang dan dua ruang TPQ hilang, kerusakan lain akibat banjir bandang yakni DAM di desa jebol, dua jembatan dusun putus. Plengsengan di tepi Sungai Panguluran ambrol.
Sementara itu Bronjong di tepi Sungai Panguluran hilang, saluran air bersih terputus, dan pagar masjid di RT 29 hilang.
“Ada satu rumah tertimbun longsor. Tiga orang pemilik rumah mengungsi di Balai Desa Pujiharjo, bersama warga yang lain,” tambah Hendik.
Dia menyebutkan warga yang rumahnya terendam air kebanyakan mengungsi di rumah warga dan balai desa.
“Kondisinya sudah mulai surut, lampunya padam. Ini yang membuat warga sedikit panik,” urainya.
Baca Juga : Separuh Dunia Tidak Siap Menghadapi Bencana
“Begitu ada banjir bandang, pertama melakukan biaya warga. Mereka kami minta menyelamatkan diri di tempat paling tinggi,” tambahnya.
Banjir bandang terjadi, menurut Hebdik, sekitar pukul 07.00 WIB. Saat debit air di Sungai Panguluran naik. Sementara hujan sangat deras.
“Tiba-tiba air bah datang, bercampur lumpur dan material kayu. Salah satu kayu yang membentang di bendungan, sehingga udara tidak lancar dan meluap ke rumah atau bermain warga,” ujarnya.
Banjir Sebelumnya
Sebelumnya, banjir terjadi Desa Sitiarjo akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mulai mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (15/10) pukul 04.00 WIB. Tinggi muka air di Sungai Desa Kedung Banteng tercatat mengalami kenaikan hingga empat meter.
Dengan kenaikan muka air tersebut menyebabkan hilir pada Sungai Panguluran Dusun Krajan Tengah, Desa Sitiarjo meluap kurang lebih pada pukul 06.30 WIB. Luapan air itu menyebabkan rumah warga terendam hingga 1,5 meter.
Wilayah Sitiarjo merupakan salah satu area yang memiliki potensi terjadinya banjir pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Pada pertengahan September 2022, setidaknya ada puluhan rumah di Desa Sitiarjo yang menghasilkan banjir akibat hujan intensitas tinggi. Demikian Antara mewartakan hingga Selasa (18/10/2022).***
Sumber beritajatim. com, Antara.com, malangposkomedia. Indo