Banjir Libya : Ditemukan mayat-mayat yang membusuk di laut
Kota Derna terpecah menjadi dua setelah air banjir menyapu seluruh wilayah. Kota Derna terpecah menjadi dua setelah air banjir menyapu seluruh wilayah. (foto Sarah Sirgany/CNN)
Derna, (Mas Reko)—Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat di kota pesisir timur Libya, Derna, sudah bertambah jadi sedikitnya 11.300 orang, bagi berdasarkan laporan PBB yang dirilis pada hari Sabtu, walaupun upaya pencarian yang berkepanjangan diperkirakan hendak menciptakan lebih banyak korban.
Baca yuk :Korban tewas akibat banjir melonjak jadi 11.300 di kota pesisir Derna di Libya
Sebanyak 170 orang yang lain tewas di luar Derna akibat banjir, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA). Serta di Derna saja, paling tidak 10.100 orang masih lenyap
“Angka-angka ini diperkirakan hendak bertambah sebab regu pencarian serta penyelamatan bekerja tanpa tahu letih buat menciptakan korban yang selamat,” tambahnya.
Lebih dari 40.000 orang terpaksa mengungsi di daerah timur laut Libya semenjak hujan ekstrem yang diakibatkan oleh Badai Daniel, kata PBB.
Para pakar berkata akibat badai ini diperburuk oleh bermacam aspek yang mematikan, tercantum penuaan, infrastruktur yang rusak, peringatan yang tidak mencukupi serta akibat krisis hawa yang terus menjadi kilat
Jumlah populasi di Derna
Derna, pusat bencana, terbelah jadi 2 sehabis air banjir menyapu segala daerah Kota ini mempunyai populasi dekat 100.000 jiwa saat sebelum kejadian tersebut. Paling tidak 30.000 orang sudah mengungsi di Derna saja, kata PBB.
Baca yuk :Banjir di Libya mengirimkan air bah lewat Derna serta tempat-tempat lain.
Dengan ribuan pengungsi yang saat ini mengungsi, resiko terpapar ranjau darat serta bahan peledak sisa perang (ERW) dari konflik bertahun-tahun terus menjadi bertambah sebab air banjir saat ini sudah menggeser ranjau darat serta ERW,” kata OCHA.
Nyaris 300.000 anak yang terserang banjir akibat Badai Daniel mengalami kenaikan resiko kolera, malnutrisi, diare, serta kehilangan cairan tubuh Anak-anak pula mengalami kenaikan resiko kekerasan serta eksploitasi,” tambah laporan itu.
Mayat-mayat yang ‘membusuk parah’ di laut
Regu penyelamat lagi menelusuri bangunan-bangunan yang runtuh serta mencari di laut buat mengambil mayat sebab harapan untuk para penyintas terus menurun
Baca yuk :Mengharukan, gelar perkawinan satu desa selamat dari gempa Maroko
Sebagian besar jenazah terletak di dalam air, kata misi penyelamatan internasional, serta menyerukan lebih banyak perlengkapan serta dorongan buat mengambil jenazah dari Mediterania.
“Mayat-mayat tersebut telah membusuk serta pada sesuatu dikala tidak bisa jadi buat mengambilnya kembali,” kata seseorang perwakilan dari misi Tunisia dalam pertemuan dengan rekan-rekannya dari Rusia, negara-negara Arab, Turki serta Italia.
“Kami memerlukan dorongan supaya intervensi kami lebih efektif tambah perwakilan tersebut.
Perwakilan misi yang lain dari Mesir serta UEA menggambarkan temuan jenazah di teluk-teluk kecil di Mediterania, banyak di wilayah yang cuma bisa diakses dengan perahu.
Seseorang perwakilan dari misi Aljazair berkata regu memandang dekat 50 mayat dari tebing dekat 7 mil laut dari pelabuhan Derna, tetapi meningkatkan kalau wilayah tersebut cuma bisa diakses oleh penyelam serta perahu.
Baca yuk : PB NU Soal Rempang: Rakyat jangan dikorbankan
“Bila kami memperoleh perahu yang pas kami bisa mengambil 100 jenazah tiap hari,” kata perwakilan Mesir.
Mayat-mayat pula terperangkap di dasar tumpukan lumpur di kawasan pemukiman yang masih ditempati di Derna serta bisa merangsang krisis kesehatan bila kawasan tersebut tidak dievakuasi, regu memperingatkan.