Kematian Brigpol J Momen Pencarian Akuntabilitas Publik
i lustrasi : Brigpol Josua Tewas : Momen Pencarian Akuntalbilitas Publik (foto: merdeka)
Oleh
TEWASNYA Brigpol J menjadi momen pencarian akuntabilitas publik bagi institusi Polri. Karena kejadian penembakan Brigpol J dipandang khalayak penuh kejanggalan. Hal ini mengoyak rasa kepercayaan masyarakat kepada polisi.
Bentuk Tim Pencari Fakta
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengusut kasus penembakan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta Selatan.
Baca Juga : Negeri Resesi
Tim yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Tim ini sudah banyak dikunjungi di banyak media online maupun media mainstream.
Sejak dibentuk pada Selasa (12/7), tim baru sekali menyampaikan pernyataan terkait untuk penyelidikan yang diambil. Hingga kini belum ada perkembangan signifikan yang diungkapkan tim itu.
Kompas.com mengabarkan bahwa Tim Khusus Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo batal menggelar rapat analisa dan evaluasi (anev) yang diadakan pada Sabtu (16/7/2022).
Baca Juga : Pak Polisi
Menurut Kompas.com, adapun rapat anev ini rencananya akan digelar tindak lanjut kasus polisi tembak polisi di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo.
Baku yang terjadi di rumah Sambo telah diaktifkan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Brigadir J ditembak oleh rekannya sendiri, Bhayangkara Dua (Bharada) E.
Kasus Mudah
Bagi Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte bahwa itu kasus biasa dan mudah. Menurutnya, kasus polisi tembak polisi maut di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo adalah perkara yang mudah dibuka biasa.
Baca Juga : G -20 : Indonesia Berupaya Dekati Rusia
Jenderal bintang dua yang kini menjadi harapan M Kace itu menilai bahkan publik sudah mencium hal yang tidak pas dalam insiden tersebut.
“Mari kita kembali jujur, katakan apa adanya. Mengapa? Karena tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dengan baik. Pasti akan terbuka,” kata Napoleon usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (15/7).
Bentuk Tim Sudah Tepat
Menko Polhukam Mahfud MD menilai langkah Kapolri membentuk tim investigasi sudah tepat. Hal itu telah mewakili sikap dan langkah Pemerintah, sehingga Kemenko Polhukam akan mengawal.
Baca Juga : Negeriku Sedang Gaduh Mafia Minyak Goreng
Dalam kasus itu, katanya, penjelasan Polri tak jelas hubungan antara sebab dan akibat. Menurutnya, kasus itu juga tidak bisa dibiarkan begitu saja karena banyak kejanggalan dari proses penanganan.
“Kasus ini memang tak bisa dibiarkan begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak menjelaskan hubungan antara sebab dan akibat setiap peristiwanya,” kata dia, Rabu (13/7), seperti dikutip CNNIndonesia. com.
Seorang Kriminolog dari Australian National University Leopold Sudaryono mengatakan, Tim Pencari Fakta sudah langsung oleh Kapolri. Karena, kepemimpinan, tindak pidananya melibatkan pejabat tinggi Polri.
Baca Juga : Jeritan Peternak Sapi Ditengah Idul Kurban
Sebagus apapun kinerja tim bentukan Kapolri ini, jika hasilnya disimpan dalam laci. Karena itu banyak orang yang dibohongi, oleh tim bentukan Kapolri.
Pastinya dinyatakan ke publik berbeda dengan hasil kerja tim, maka kepercayaan publik semakin besar semakin besar.
Publik membutuhkan kejujuran, misalnya siapa pelaku penembakan sebenarnya? Kalau benar itu pelakunya mengapa tidak dimunculkan ke publik?
Baca Juga : Belajar Dari Boris Johnson, Machiavellikah Kita?
Dari dua hal itu publik akan mempercayai kerja Tim Bentukan Kapolri. Meski masih ada pertanyaan yang bakal menyusul. ***
Sumber : Kompas.com, CNN Indonesia. com.