Generasi Rebahan Butuhkan Aktivitas Fisik


Generasi rebahan membutuhkan aktivitas fsik. (foto: CNN Indonesia)

Oleh : Reko Suroko

SOLO, (Mas Reko)-Istilah generasi rebahan kini tampaknya tengah menjadi fenomena sendiri. Istilah ini ramai digunakan oleh banyak orang. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang malas bergerak untuk melakukan banyak hal. Alih-alih bergerak, rebahan selalu jadi pilihan menarik.

Ketika terlalu sering rebahan, akan memberikan dampak buruk yakni dapat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh. Dengan kata lain, seseorang yang terlalu sering rebahan, cenderung memiliki risiko terkena diabetes yang tinggi.

Baca Juga : Dentuman Misterius Mengguncang Warga Sumenep

Apabila kamu terlalu sering rebahan, akan menyebabkan kaki bengkak, kepala pusing dan tubuh merasa lemas. Intinya, rebahan memiliki manfaat untuk tubuh namun sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup yang juga sehat dan seimbang.

Padahal aktivitas fisik sangat penting untuk menunjang kesehatan tubuh. Rebahan yang terlalu lama membuat metabolisme dalam tubuh menjadi lambat, sehingga tubuh kurang bertenaga. Hal ini mengakibatkan tubuh pun menjadi makin malas berpikir dan beraktivitas.

Rebahan biasanya dilakukan dengan berbaring. Posisi berbaring ini ternyata baik untuk kesehatan mental, yaitu untuk mengurangi stres. Posisi berbaring dapat membuat seluruh tubuh, termasuk otot-otot di dalamnya, merasa rileks, tulang belakang tidak dalam posisi tertekan, hingga detak jantung menjadi lebih stabil.

Sama halnya tidur terlalu lama, terlalu sering rebahan juga membuat kita mengalami pertambahan berat badan yang signifikan. Selain itu, terlalu lama rebahan berpotensi meningkatkan kadar gula dan risiko diabetes menjadi makin besar.

Baca Juga : Drama Dibalik Kebakaran Di Seberang Mal Gancit

Terkait dengan sakit kepala  disebutkan kalau tidur berlebihan dapat mengganggu keseimbangan neurotransmitter tertentu di otak, termasuk serotonin. Orang-orang yang tidur terlalu banyak di siang hari akan mengganggu siklus tidur malam, sehingga bisa menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

Berapa jam boleh tidur setelah makan? Anda disarankan untuk menunggu setidaknya 3 jam setelah makan sebelum tidur atau berbaring. Selama durasi tersebut, makanan telah melalui proses pencernaan dalam organ lambung dan mengarah ke usus halus.

Manfaat tidur siang

Ada beragam manfaat tidur siang yang bisa Anda dapatkan, mulai dari menjaga konsentrasi dan kewaspadaan, meningkatkan suasana hati, hingga menurunkan tekanan darah. Tidur siang tidak memerlukan durasi yang panjang dan dapat dilakukan di sela-sela kesibukan Anda.

Saat terlelap otak akan membersihkan racun-racun tidak berguna yang terbentuk ketika kita berpikir seharian. Tidur adalah salah satu istirahat terbaik bagi tubuh yang dapat mengembalikan energi, sehingga seseorang siap menjalankan aktivitas pada keesokan harinya.

Pola tidur yang baik adalah tidur lelap atau dalam selama 7-9 jam, yang baiknya dimulai pada sekitar pukul 20.00-00.00. dan tidur hingga pagi hari. Rentang waktu tidur tersebut cocok dengan jam biologis tubuh manusia.

Baca Juga : Kunci Bahagia Lansia Wajib Rutin Olahraga

Pusing yang terasa utamanya saat berbaring dan bangun tidur paling sering menandakan hipotensi ortostatik, yakni tekanan darah yang turun mendadak akibat pergerakan melawan gravitasi.

Ancaman obesitas

Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP., menjelaskan ada hal yang menjadi penyebab seseorang menderita obesitas.

“Pandemi, belajar dari rumah , dan godaan pemesanan makanan melalui online , membuat “generasi rebahan” cenderung malas gerak, namun rajin mengemil. Akibatnya, sering terlihat orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan,” kata Dian Kusuma Dewi di Kampus UI Depok, Selasa.

Generasi rebahan membutuhkan aktivitas fsik. (foto: : Rock Ministry)

Menurut salah seorang staf pengajar di Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini, obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar.

Baca Juga : Tips Berolahraga Agar Lansia Tetap Kuat dan Aktif

Saat terjadi pertengkaran dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas.(***)

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Top