Gunung Ibu Erupsi, Pemkab Halmahera Barat Siapkan Lokasi Pengungsian
Gunung Ibu (Foto: PVMBG)
JAKARTA-(Mas Reko)--Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, telah mengirim tim dan menyiapkan tempat perlindungan di Desa Gam Ici untuk membantu penduduk yang terkena dampak erupsi Gunung Ibu.
Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Barat, Djufri Muhammad, menyatakan bahwa aktivitas Gunung Ibu yang meningkat telah menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk.
Baca juga : Gunung Semeru mengalami erupsi, dini hari tadi
“Dengan demikian, Pemkab Halmahera Barat, bekerja sama dengan BPBD setempat serta TNI/Polri, telah mengambil langkah-langkah mulai dari memberikan pengetahuan tentang penanganan bencana letusan Gunung Ibu hingga menyiapkan lokasi pengungsian bagi korban erupsi,” katanya seperti yang dilaporkan oleh Antara.
Siapkan lokasi pengungsian
Saat ini, mereka telah membagikan masker kepada penduduk yang terkena dampak erupsi Gunung Ibu, meskipun abu vulkanik tidak begitu memengaruhi pemukiman penduduk karena terbawa angin ke arah timur.
“Pemkab Halmahera Barat telah mengambil langkah siaga, termasuk menyiapkan tenda di tempat-tempat pengungsian serta menyediakan berbagai kebutuhan bagi korban erupsi Gunung Ibu,” tambahnya.
Meskipun Gunung Ibu masih dalam status Siaga, penduduk diminta untuk tetap waspada dan menghindari beraktivitas di sekitar gunung. Letusan Gunung Ibu telah menciptakan fenomena alam seperti badai petir, disertai dengan lontaran lava pijar dan abu vulkanik dari kawah gunung tersebut.
Baca juga: 102 Hektar hutan Gunung Ciremai terbakar
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan bahwa letusan yang terjadi pada Sabtu (11/5) pukul 00.24 WIT menghasilkan kolom abu setinggi empat kilometer.
“Lontaran lava pijar mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas pnung Ibu, dengan ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini berada dalam status Siaga, Level III, sejak tanggal 8 Mei 2024. Peningkatan status gunung berapi tersebut disebabkan oleh aktivitas vulkanik dan gempa bumi yang meningkat.
130 kali Gempa Letusan
Selama periode 16 April hingga 8 Mei 2024, tercatat 130 kali gempa letusan, 8 kali gempa guguran, 1.445 kali gempa hembusan, 53 kali gempa harmonik, 9 kali gempa tornillo, 6.742 kali gempa vulkanik dangkal, 116 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, 231 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa terasa.
Sebelumnya, hujan abu telah melanda beberapa desa di sebelah barat Gunung Ibu, termasuk Desa Ake Boso, Desa Naga, Desa Kie Ici, Desa Maritango, Desa Tongute Goin, Desa Tongute Sungi, Desa Soanama Sungi, Desa Akesibu, Desa Gam Ici, Desa Kampung Baru, Desa Gamlamo, Desa Tongute Ternate Asal, Desa Tongute Ternate, Desa Tahafo, Desa Togola Sanger, dan Desa Togola Wayoli, Kecamatan Ibu.
Baca juga : BMKG Sebut 14 Propinsi Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem
Hendra menjelaskan bahwa kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke utara dan barat laut. Letusan ini tercatat pada seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi selama 6 menit 27 detik.
Tidak ada korban jiwa
Sementara lontaran lava pijar jatuh hingga 1.000 meter di bawah bibir kawah. Suara dentuman dan gemuruh yang dihasilkan oleh letusan terdengar hingga ke pos pengamatan Gunung Ibu.
Badai petir vulkanik yang terjadi saat erupsi disebabkan oleh suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas, yang kemudian menciptakan loncatan muatan listrik.
Hendra menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa erupsi ini.
Baca juga : Cuaca buruk hantam kesehatan mental Anda?
“Perkampungan berada di luar rekomendasi Badan Geologi. Lontaran lava pijar diperkirakan berjarak kurang lebih 1 kilometer dari pusat erupsi, dan kolom erupsi mencapai ketinggian sekitar 4.000 meter,” katanya.(RS)
Sumber : Antara/VOI