Kamala Harris: Sosok Pelopor yang Berpotensi Menjadi Capres AS Bersejarah
Kamala Harris, perempuan pertama yang menjadi wakil presiden Amerika Serikat, berpeluang diusung sebagai calon presiden AS dari Partai Demokrat. Senior Washington Correspondent, Carolyn Presutti, mengulas asal-usul dan rekam jejak Harris selama tiga setengah tahun menjabat sebagai wakil presiden.
Jakarta, (Mas Reko)–Pelantikan Kamala Harris sebagai wakil presiden AS pada tahun 2021 merupakan momen bersejarah. Harris menjadi perempuan, serta keturunan kulit hitam dan India pertama yang menduduki posisi tersebut.
“Hormatan ini adalah berkat kerja keras para pendahulu,” ujarnya.
Politisi Partai Demokrat lainnya, seperti anggota DPR Barbara Lee, menyebut Harris sebagai pelopor yang membuka banyak jalan bagi perempuan.
Baca juga : Obama Puji Keputusan Biden Mundur dari Pilpres AS
Harris, yang ibunya berasal dari India dan ayahnya dari Jamaika, lahir di Oakland, California. Wajahnya diabadikan di mural sekolah masa kecilnya sebagai simbol integrasi rasial.
Lulusan Howard University ini menjadi perempuan pertama yang menjabat jaksa distrik di San Francisco pada 2004, dan jaksa agung California pada 2011.
Selama menjabat wakil presiden, Harris vokal menentang pembatalan putusan Roe v. Wade oleh Mahkamah Agung AS yang mencabut hak konstitusional warga AS untuk mengakses aborsi. Mahkamah Agung AS didominasi hakim konservatif yang diangkat oleh Donald Trump.
Baca juga : Lima pertanyaan ke Dinas Rahasia AS usai penembakan Trump
“Trump bangga membatalkan putusan Roe. Jika punya kesempatan, ia akan mengesahkan larangan aborsi nasional,” katanya.
Harris juga memuji kelanjutan Undang-Undang Layanan Kesehatan Terjangkau dan penurunan harga insulin yang dicapai pemerintahan Biden.
“Angkat tangan jika keluarga Anda ada yang menderita diabetes.”
Setelah menjabat, Harris ditugaskan menangani masalah perbatasan. Namun, kampanye Biden-Harris menghadapi serangan oposisi terkait isu imigrasi yang menjadi isu utama dalam pemilu AS 2024.
Baca juga : NASA Ungkap Penampakan Terbaru IKN Nusantara
“Warga ilegal yang telah tinggal di AS selama sepuluh tahun atau lebih kini dapat mendaftar untuk mendapatkan kartu hijau.”
Saat berbicara di hadapan kelompok pro-imigran, Harris mengalihkan fokus pada pernyataan Donald Trump.
“Orang yang mendukung xenofobia dan memicu kebencian tidak boleh lagi punya kesempatan menjadi presiden AS.”
Harris semakin sering berkampanye setelah penampilan buruk Biden pada debat pilpres AS melawan Donald Trump, Juni lalu.
“Kita sudah mengalahkan Trump sekali dan kita akan mengalahkannya lagi.”
Baca juga : Warga Jepang Protes Pembangunan Pusat Data?
Dengan mundurnya Presiden Biden dari persaingan pilpres pada 21 Juli, Harris berpotensi mencetak sejarah sebagai perempuan kulit hitam berdarah India pertama yang mencalonkan diri sebagai presiden AS.
“Tuhan Memberkati Anda dan Tuhan Memberkati Amerika Serikat,” pungkasnya. (RS)
Sumber : VOA