Media Asing Soroti Kasus Polisi Tembak Polisi Yang Tak Transparan
lustrasi : Polisi saling tembak di rumah singgah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.(foto: cnnindonesia.com)
Mas Reko. com –Media asing soroti kasus baku tembak polisi yang tidak transparan. Media asing itu adalah BBC. com yang menayangkan tulisannya tentang baku tembak ini pada Senin, 18 Juli 2022.
Kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E— yang menewaskan Brigadir J— di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bisa berdampak pada kehormatan institusi kepolisian jika tidak ada langkah penyelesaian yang konkret, kata pengamat.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta kepolisian RI bekerja secara terbuka.
Baca Juga : Kematian Brigpol J Kisah Seksi Yang Menggoda
Sampai Minggu (17/7), kepolisian belum juga mengumumkan tersangka kasus baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7).
Pengamat Bambang Rukminto
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai jika tidak ada kejelasan dari kasus ini, “kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian bakal menurun”.
Baca Juga : Kematian Brigpol J Momen Pencarian Akuntabilitas Publik
Apalagi sejak awal, kata dia, pernyataan-pernyataan pihak kepolisian mengenai kasus ini sudah memicu asumsi liar di tengah masyarakat.
“Kalau diteruskan seperti itu, kalau tidak ada langkah-langkah konkret, tidak ada langkah yang lebih taktis, akibatnya menjadi bumerang bagi kepolisian sendiri. Artinya kepolisian semakin tidak dipercaya oleh masyarakat,” kata Bambang seperti dikutip BBC News Indonesia, Minggu (17/7).
Baca Juga : Polisi Saling Tembak , Glock 17 Milik Siapa?
Langkah konkret yang dimaksud Bambang, salah satunya, adalah dengan “mencopot Irjen Sambo” dari posisinya sebagai Kepada Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, yang tugasnya berhubungan dengan penegakan disiplin dan ketertiban serta mengurus penyimpangan yang dilakukan anggota kepolisian.
Pencopotan Kadiv Propam
Menurut dia, pencopotan Irjen Sambo adalah “langkah nyata untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa kepolisian benar-benar transparan, profesional, dan akuntabel”, dalam mengusut kasus ini, seperti yang dijanjikan Kapolri Listyo Sigit.
Baca Juga : Misteri Polisi
“Terlepas dia benar atau salah, karena kaitannya dalam kasus ini dan jabatannya di kepolisian dikhawatirkan juga akan muncul konflik kepentingan antara tim khusus dan tim dari divpropam itu sendiri,” ujar Bambang menjelaskan.
Berbagai kejanggalan membuat publik tidak percaya
Sejak kasus ini diumumkan ke publik, masyarakat mulai berasumsi karena dinilai ada beberapa kejanggalan.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat setidaknya ada enam kejanggalan dalam kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Pertama, terkait perbedaan waktu yang cukup lama antara peristiwa tersebut dengan pengungkapan ke publik. Diketahui, baku tembak terjadi pada Jumat (8/7) dan baru diumumkan pada Senin (11/7).
Baca juga : Telah Berpulang Satu Lagi Alumni Koran Wawasan
Hal ini juga dinilai janggal oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Kedua, terkait penyampaian kronologi yang berubah-ubah oleh polisi. Namun, polisi mengatakan itu bukan berbeda, tapi “update” atau pembaruan dari yang sudah ada.
Ketiga, ditemukannya luka sayatan pada jenazah Brigadir J di bagian muka. Lalu yang keempat, keluarga yang sempat dilarang melihat kondisi jenazah.
Terakhir, soal CCTV di dalam rumah Irjen Sambo, yang berada dalam kondisi mati pada saat peristiwa terjadi.
Belakangan, perihal penyitaan DVR CCTV di pos satpam di lingkungan rumah Irjen Sambo, di luar TKP, juga dipermasalahkan oleh banyak pihak. Pasalnya, hal itu tidak diketahui ketua lingkungan setempat
Baca juga :
“Padahal peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2009 itu mengatur bagaimana prosedur olah TKP. Itu harus mengajak salah satu tokoh, terutama ketua lingkungan, untuk menjadi saksi yang netral. Faktanya kan enggak. Kenapa?” kata Bambang mempertanyakan.
Siapa sosok Bharada E
Dia juga mempertanyakan sosok Bharada E yang tak kunjung ditampilkan ke publik. Bahkan identitasnya secara umum pun belum diumumkan. Hal itu juga membuat publik bertanya-tanya.
“Bharada E ini kan sampai sekarang belum jelas. Sampai sekarang siapa sih Bharada E ini? Anggota Brimob? Satuan Brimob mana? Yang disampaikan dari pelopor. Kompi berapa? Angkatan berapa. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang memunculkan asumsi-asumsi.”
Baca Juga : Film-film Baru Amber Heard Setelah Kasus Hukum!
Menurut pernyataan polisi, Brigadir J, yang merupakan ajudan dari Irjen Pol Ferdy Sambo, diduga melakukan pelecehan seksual dan menodongkan senjata kepada istri Irjen Sambo di kamarnya. Kejadian itu membuat istri Irjen Sambo berteriak dan Brigadir J panik, kemudian keluar dari kamar.
Saat itu, Birgadir J bertemu dengan Bharada E. Saat Bharada E menanyakan apa yang terjadi, Brigadir J dikatakan membalasnya dengan tembakan.
Kronologi polisi menyebut, Brigadir J mengeluarkan tembakan sebanyak tujuh kali dan dibalas oleh lima kali tembakan oleh Bharada E.
Pernyataan Berbeda
Namun, pernyataan berbeda datang dari keluarga Brigadir J, yang mengungkap empat luka tembakan dan luka bekas sayatan di tubuh brigadir J. Dua jari Brigadir J juga dikatakan putus.
Baca Juga : Kini Anggota Keluargaku Bertambah
Dia juga mempertanyakan sosok Bharada E yang tak kunjung ditampilkan ke publik. Bahkan identitasnya secara umum pun belum diumumkan. Hal itu juga membuat publik bertanya-tanya.
“Bharada E ini kan sampai sekarang belum jelas. Sampai sekarang siapa sih Bharada E ini? Anggota Brimob? Satuan Brimob mana? Yang disampaikan dari pelopor. Kompi berapa? Angkatan berapa. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang memunculkan asumsi-asumsi.”
Menurut pernyataan polisi, Brigadir J, yang merupakan ajudan dari Irjen Pol Ferdy Sambo, diduga melakukan pelecehan seksual dan menodongkan senjata kepada istri Irjen Sambo di kamarnya. Kejadian itu membuat istri Irjen Sambo berteriak dan Brigadir J panik, kemudian keluar dari kamar.
Baca Juga : Tiba-tiba Bicaraku Pelo, Strokekah Aku?
Saat itu, Birgadir J bertemu dengan Bharada E. Saat Bharada E menanyakan apa yang terjadi, Brigadir J dikatakan membalasnya dengan tembakan.
Kronologi polisi menyebut, Brigadir J mengeluarkan tembakan sebanyak tujuh kali dan dibalas oleh lima kali tembakan oleh Bharada E.
Namun, pernyataan berbeda datang dari keluarga Brigadir J, yang mengungkap empat luka tembakan dan luka bekas sayatan di tubuh brigadir J. Dua jari Brigadir J juga dikatakan putus.***(RS)
Sumber : BBC.com