Memalukan di SEA Games , Pertikaian Pencak Silat Indonesia
Oleh : Reko Suroko
MAS REKO.COM, VIETNAM–Memalukan, adalah pertikaian antara sesama anak bangsa di partai final kelas B putra 50-55 kg. Kejadian ini terjadi di laga antara pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim bertemu dengan lawannya asal Malaysia, Muhamad Khairi Adib Bin Azhar, di Bac Tu Liem Sporting Hall di Hanoi, pada Minggu, 16 Mei lalu.
Baca Juga : Harga Gandum Menggila, Ancaman Pangan Bagi Global
Keputusan wasit di laga itu memicu kontroversi. Pelatih Mustakim Bondan Wirawan yang merasa dirugikan langsung bereaksi kepada Denny Suparsowo selaku Direktur Teknik Federasi Pencak Silat Dunia yang mengawasi wasit di SEA Games ke-31.
Insiden Berawal
Insiden ini berawal dari Mustakim yang melayangkan tendangan ke mulut lawannya di 10 detik (sebelumnya diberitakan 28 detik, red) akhir laga. Tendangan itu membuat pesilat Malaysia itu terjatuh ke tanah dan harus mendapatkan perawatan petugas medis.
Menurut aturan pencak silat, atlet tidak diperbolehkan menyerang bagian wajah lawan. Dengan demikian, apa yang dilakukan Mustakim dianggap sebagai pelanggaran berat
Saat pelanggaran itu terjadi, Mustakim sedang unggul 59-50 atas lawannya dan nyaris meraih medali emas. Namun, pemangkasan itu membuat Mustakim pun harus kalah 49-50 atas Muhamad Azhar.
Di titik inilah emosi Bondan meledak dan membuat cekcok dengan Denny tidak terhindarkan. Adu lutut dan gestur saling tunjuk di antara keduanya kemudian ditengahi oleh pelatih kepala Indonesia, Indro Catur Haryono, demikian yang dilansir Zing News.
Baca Juga : Asnawi Absen Lawan Thailand di Semi Final SEA Games
Tim pelatih Mustakim kemudian mendapat kartu kuning dari Denny. Sementara itu, Catur mulai memberikan penjelasan tentang kejadian tersebut.
Setelah mendapat perawatan dari tenaga medis, Muhamad Azhar kembali melanjutkan pertandingan. Ia berada di lapangan selama 10 detik untuk membawa pulang medali emas untuk Malaysia.
Usai pertandingan, Mustakim menghampiri pelatih asal Malaysia dan meminta maaf. Namun, ia tetap saja menerima ejekan dari penonton Malaysia di tribun.
Menyesal Kejadian Itu
Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Ferry Kono mengaku menyesal atas kejadian yang melibatkan dua anak bangsa itu. Ia meminta pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga unggulan harus segera menyelesaikan masalah tersebut.
Baca Juga : SEA Games 2021: Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia ke Final, Bungkam Vietnam 3-1
“Kami turut menyesali dengan kejadian ini karena fokus kami kepada atlet. Bahwa atlet kami tidak kalah, mereka didiskualifikasi. Ada ketidakpahaman terhadap aturan, ada ketidakpuasan terhadap jawaban itu dinamika yang terjadi di lapangan,” katanya, seperti dikutip dari video Antara.
Sempat Bertengger d Urutan Ketiga
Setelah sempat bertengger di posisi keempat, Indonesia akhirnya harus kembali ke posisi kelima usai Singapura merebut emas ke-37 di SEA Games 2021.
Indonesia sempat berada di posisi keempat dengan keunggulan perak atas Singapura. Namun kemudian Singapura menutup laga SEA Games 2021 pada Rabu (18/5) dengan torehan emas ke-37.
Emas tersebut didapat Singapura dari cabang olahraga renang nomor estafet 4×100 meter gaya ganti putri. Dengan demikian, Singapura mengoleksi 37 emas, 39 perak, 49 perunggu.
Pasalnya, Filipina yang ada di posisi ketiga pun tidak berjarak jauh dari Indonesia. Filipina saat ini memiliki 37 emas, 49 perak, dan 65 perunggu.
Sementara itu di posisi pertama, tuan rumah Vietnam sudah mengoleksi 126 emas, 76 perak, 74 perunggu.
Baca Juga : Tim Beregu Badminton Putri Indonesia Gagal Raih Emas SEA Games Vietnam
Thailand yang ada di peringkat kedua memiliki 53 emas, 59 perak, dan 80 perunggu.
Sampai hari Rabu (18/5), Laos dan Timor Leste masih terus berjuang meraih emas pertama mereka di SEA Games.
Klasemen SEA Games Hanoi 2021
(Berdasarkan situs resmi. Hingga Rabu 18 Mei pukul 23.59 WIB)
1. Vietnam (126 emas, 76 perak, 74 perunggu)
2. Thailand (53 emas, 59 perak, 80 perunggu)
3. Filipina (37 emas, 49 perak, 65 perunggu)
4. Singapura (37 emas, 39 perak, 49 perunggu)
5. Indonesia (36 emas, 49 perak, 49 perunggu)
6. Malaysia (27 emas, 32 perak, 63 perunggu)
7. Myanmar (6 emas, 8 perak, 15 perunggu)
8. Kamboja (4 emas, 6 perak, 15 perunggu)
9. Brunei Darussalam (1 emas, 1 perak, 1 perunggu)
10. Laos (0 emas, 3 perak, 19 perunggu)
11. Timor Leste (0 emas, 2 perak, 0 perunggu)***
.