Pasca Gema Maroko : Mengkhawatirkan perdagangan wanita muda lewat medsos


Mengkhawatirkan dampak gempa di Maroko, wanita muda menjadi alat perdagangan. (foto Fadel Senna./AFP)

Maroko, (Mas Reko)—Banyaknya pesan yang diposting online oleh laki-laki yang mempromosikan perkawinan anak wanita di dasar usia serta wujud eksploitasi yang lain sehabis gempa bumi dahsyat di Maroko membuat para aktivis serta organisasi hak-hak wanita waspada.

Baca yuk: Mengharukan, gelar perkawinan satu desa selamat dari gempa Maroko

Di tengah reruntuhan gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang menyerang Pegunungan Atlas di Maroko pada bertepatan pada 8 September, seseorang laki-laki berusia yang konon ialah sukarelawan yang menolong para penyintas, bergaya di samping seseorang wanita muda berumur dekat 10 tahun.

Lewat media sosial

ia tidak mau turut dengan aku ke [Casablanca] namun ia berbisik kalau kala ia besar nanti kami hendak menikah,” tulis laki-laki itu dalam caption Instagram story-nya dengan gambar dirinya serta wanita muda itu.

Mengapa kamu menikahi seorang yang manja yang masih mau berpakaian terbuka serta ketat, menghabiskan banyak duit membesarkan anak-anak Kamu dengan tidak pantas,” tulis artikel tersebut, yang menekan para laki-laki buat menikahi wanita yang tidak ingin memohon apa juga

laki-laki sudah menyarankan buat berangkat serta menikahi gadis-gadis ini, sebagian di antara lain membetulkan pengertian agama [mereka] … Apalagi bila mereka masih di dasar usia kami hendak menyelamatkan mereka [kata mereka],” Yasmina Benslimane, seseorang aktivis Maroko serta aktivis hak asasi manusia. pendiri Politics4Her, satu organisasi nirlaba yang mempromosikan kesetaraan gender dalam politik, berkata kepada Al Jazeera

Benslimane serta aktivis hak-hak wanita Maroko yang lain sudah mendesak berartinya perawatan haid lekas sehabis gempa bumi kala mereka lekas mengenali terdapatnya kampanye yang menekan laki-laki Maroko buat melaksanakan ekspedisi ke desa-desa terpencil buat “menyelamatkan” gadis-gadis muda.

Seseorang wanita pengungsi

Masyarakat Maroko yang terserang akibat gempa bumi di Pegunungan Atlas terpaksa mencari perlindungan semampu mereka. Banyak dari mereka yang mengungsi ke kota-kota besar di negeri tersebut, mereka berisiko hadapi kekerasan.

Baca yuk: Raja Maroko mengunjungi pasien gempa di Marrakesh, dan mendonorkan darah

Banyaknya pesan yang diposting online oleh laki-laki yang mempromosikan perkawinan anak wanita di dasar usia serta wujud eksploitasi yang lain sehabis gempa bumi dahsyat di Maroko membuat para aktivis serta organisasi hak-hak wanita waspada.

Paling tidak satu laki-laki ditangkap pekan ini sebab mempromosikan konten semacam itu, seseorang pelajar berumur 20 tahun dari kota Errachidia yang membual secara online tentang bepergian ke wilayah yang terserang gempa dengan tujuan melaksanakan pelecehan intim terhadap gadis-gadis muda, bagi berdasarkan media lokal.

Pernyataan tersebut membuat Benslimane serta organisasinya menekan terdapatnya respons dorongan yang peka gender terhadap gempa bumi. Mereka saat ini sudah menerbitkan suatu manifesto yang menyerukan asumsi semacam itu.

“Kami ketahui kalau perihal semacam itu hendak terjalin hendak terdapat resiko kekerasan berbasis gender, hendak terdapat resiko eksploitasi, serta inilah yang terjalin dengan kasus-kasus mengkhawatirkan yang kita amati secara online,” kata Benslimane.

“Sangatlah berarti buat mempunyai pendekatan yang peka gender dalam dorongan bencana,” tambahnya. “ Bagi Berdasarkan [Program Pembangunan PBB], wanita serta anak wanita 14 kali lebih bisa jadi wafat dikala bencana dibanding laki-laki.”

Bangsal bangsa

Bersamaan dengan berlanjutnya pembedahan pemulihan, Maroko menyimpan atensi pada risiko-risiko spesial yang dialami oleh kelompok warga yang lebih rentan.

Baca yuk: Cerita lain dari korban gempa Maroko: Tetanggaku berjatuhan dan rumahku roboh

Minggu kemudian Raja Mohammed VI menganugerahkan status “Ward of the Nation” kepada anak-anak yatim piatu akibat gempa, buat “melindungi mereka dari seluruh tipe bahaya”, tercantum diperdagangkan, Karima Mkika, presiden Asosiasi Angkatan laut (AL) Karam yang berbasis di Marrakesh, suatu LSM yang bekerja buat melindungi anak-anak yang rentan, berkata kepada AL Jazeera.

Organisasi Mkika belum mendokumentasikan kasus-kasus perdagangan anak yang terjalin sehabis gempa bumi, tetapi mereka sudah mempersiapkan hotline untuk warga buat memberi tahu pelecehan semacam itu.

Bagi Laila Baker dari Dana Kependudukan PBB (UNFPA), Maroko sudah lama berupaya membenarkan kalau pemberantasan kekerasan berbasis gender serta pelaksanaan langkah-langkah kesehatan reproduksi ialah elemen inti dari rencana kesiapsiagaan darurat nasionalnya.

Tetapi kata Baker, respons UNFPA terhadap bencana ini tidak sekuat operasinya di Libya, negeri Afrika Utara yang lain yang lagi terguncang akibat bencana area sehabis banjir yang diakibatkan oleh badai minggu kemudian membunuh ribuan orang. *** (Reko Suroko)

 

Sumber ; Al Jazeera

Berita Terkait

Top