Stok Bulog berkurang, harga beras melambung
Presiden Jokowi menyebut cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog masih kurang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, (Mas Reko)—Cadangan beras pemerintah (CMP) yang berada di gudang Bulog dinyatakan masih kurang, saat ini. Demikian Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara hal itu, Ahad (8/10/2023) di Subang.
Ia mewanti-wanti produksi beras dalam negeri berkurang lantaran kemarau panjang el nino. Oleh karena itu, Jokowi mengatakan bakal ada impor beras lagi hingga akhir tahun.
Produksi beras yang berkurang pun membuat harga beras melambung di pasaran.
Baca yuk : Harga beras naik, kebijakan impor seperlunya, agar petani diuntungkan
Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata beras kualitas medium I dan II masing-masing dipatok Rp14.600 dan Rp14.350 per kg pada Selasa (10/10) ini. Harga ini sudah melebihi harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp10.900 per kg.
Harga beras melambung
Sementara itu, harga beras kualitas super atau premium I dan II saat ini masing-masing dipatok Rp15.900 dan Rp15.250 per kg. Angka ini juga sudah melebihi HET beras premium, yakni Rp13.900 per kg.
Menyadari hal tersebut, Jokowi pun memerintahkan Bulog untuk melakukan operasi pasar. Ia ingin Bulog mengguyur pasar ritel, pasar tradisional, dan pasar induk dengan cadangan beras di gudang.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 30 kg kepada keluarga penerima manfaat (KPM) sejak September hingga November 2023. Bansos tersebut diberikan kepada 21,3 juta KPM dengan total 640 ribu ton beras.
Baca yuk : Menekan harga beras yang tinggi, solusinya impor ?
Lantas, sejauh mana keamanan cadangan beras RI setelah Jokowi mengklaim pasokan Bulog kurang?
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai cadangan beras Bulog yang saat ini mencapai 1,7 juta ton itu cukup riskan. Apalagi, el nino membuat musim hujan di sentra-sentra produksi padi mundur.
Paceklik berlangsung lama
Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan mundur sekitar 60 hari. Artinya, musim tanam dan musim panen raya juga mundur.
“Ini membuat musim paceklik jadi lebih lama. Tambah sekitar dua bulan,” kata Khudori kepada CNNIndonesia.com.
Ia memperkirakan panen raya baru terjadi pada April atau awal Mei 2024. Padahal, di awal tahun permintaan beras bakal tinggi.
Maklum, pada Februari 2024 ada Pemilu. Pada masa menjelang Pemilu, kata Khudori, banyak partai politik atau calon legislatif (caleg) yang membagi-bagikan sembako.
Lalu, Maret ada Ramadan dan disusul Idulfitri pada April.
Khudori pun berpendapat jika pada Desember 2023 tidak ada bantuan pangan beras, diperkirakan pada Januari 2024 harga komoditas ini akan tinggi. Namun, ia belum bisa memperkirakan berapa tepatnya harga beras pada periode tersebut.
Yang pasti, Khudori mengatakan harga itu akan makin tinggi jika pemerintah tak mengintervensi. Karenanya, ia juga memprediksi pemerintah bakal kembali memberikan bansos beras selama tiga bulan seperti saat ini pada Januari-Maret 2024.
Di sisi lain, kebutuhan beras pun bakal makin tinggi. Belum lagi, kebutuhan operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Baca yuk :Di toko ritel beras jenis ini dibatasi maksimal hanya @ 10 Kg
“Dengan kalkulasi ini, praktis pemerintah tidak punya banyak pilihan. Mengandalkan pengadaan dari produksi domestik mustahil,” imbuh Khudori.
Idealnya, kata Khudori, penyerapan gabah/beras dilakukan dari produksi dalam negeri. Tapi sejak awal tahun Bulog kesulitan melakukan penyerapan karena harga di pasar jauh meninggalkan harga pembelian pemerintah (HPP).
Adapun HPP untuk gabah dan beras yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut, gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.000 per kg, gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp5.100 per kg, dan gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg.
Lalu, gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di gudang Perum Bulog Rp9.950 per kg. Sedangkan, harga beras saja saat ini sudah mencapai level Rp15 ribu per kg.
Baca yuk :Perencanaan Pemerintah Soal Beras Kacau
“Dalam kondisi demikian, salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan ya impor. Saya sebenarnya tidak setuju impor. Akan tetapi, dalam situasi seperti ini negara tidak boleh berjudi dengan ketidakpastian,” kata Khudori.
Tambahan impor terlalu besar
Menurutnya, negara harus memastikan punya stok beras memadai. Namun demikian, tambahan impor 1,5 juta ton seperti kata Jokowi terlalu besar.
Dalam hal impor, selain volume atau jumlah harus dihitung cermat, waktu kedatangannya juga mesti dipastikan tidak meleset. Khudori menyebut hal itu perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan mudarat.
“Kalau ini dilakukan, pemerintah punya senjata untuk menahan harga tidak melonjak tinggi,” imbuhnya.
Khudori menambahkan bahwa dalam garis kemiskinan, andil harga beras itu sekitar 20-an persen. Dengan kata lain, kalau harga beras naik, mereka yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan akan jatuh miskin.
Baca yuk :Nasib warga Gaza :’Di mana kami bisa bersembunyi ketika kematian datang dari langit?’
Akan jatuh miskin
“Mereka yang miskin akan semakin miskin,” ucap Khudori.
Sementara itu, Guru Besar dan Kepala Pusat Bioteknologi IPB sekaligus Associate Researcher CORE Dwi Andreas Santosa menilai pasokan beras RI aman. Karenanya, pemerintah tak perlu menambah impor 1,5 juta ton beras lagi.
Ia menjelaskan impor beras Bulog saat ini memang sudah sekitar 1,7 juta ton. Namun, masih ada yang sedang dalam perjalanan, sehingga total cadangan beras akan ada 2,3 juta ton.
Andreas sendiri memproyeksikan produksi beras tahun ini akan turun 5 persen atau sekitar 1,5 juta ton dibanding tahun lalu imbas el nino. Namun, penurunan ini masih bisa ditutupi oleh cadangan Bulog.
“Produksi berkurang 1,5 juta ton, dan beras yang masuk 2,3 juta ton, itu cukup. Seharusnya kan cukup, berlebihan bahkan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Andreas tak heran pemerintah berencana mengimpor kembali 1,5 juta ton beras. Menurutnya, pemerintah sedang khawatir dengan kenaikan harga beras akhir-akhir ini.
Andreas berpendapat kenaikan harga beras tak hanya soal kekurangan pasokan. Tapi karena harga gabah kering panen alias GKP yang tinggi.
Harga GKP naik
Berdasarkan data yang ia kantongi, harga GKP di Jawa saat ini berkisar Rp7.200 hingga Rp7.800 per kg. Andreas menyebut harga beras medium bisa naik ke level Rp15 ribu per kg dan beras premium Rp16 ribu per kg jika pemerintah tak melakukan intervensi pada harga gabah.
Namun, ia yakin pemerintah tak akan tinggal diam, sehingga harga beras relatif bisa dikendalikan.
Baca yuk : Banjir Libya : Ditemukan mayat-mayat yang membusuk di laut
Menurut Andreas, pemerintah tak perlu cemas berlebihan terhadap stok beras. Apalagi dengan bilang kalau negara importir mulai setop ekspor beras.
Andreas menilai hal ini malah menimbulkan kegelisahan di pasar. Alhasil, harga beras naik lagi.
“Kalau seperti itu, harga naik nggak? Naik. Karena psikologi pasar. Padahal, stok cukup,” tutur Andreas.(Reko Suroko)
Sumber: CNN Indonesia