Temuan 3 Senyawa Berbahaya Bagi Ginjal
Sedikitnya 200 anak di Indonesia terjangkit penyakit ginjal akut, trutama anak-anak umur 6 hingga 18 tahu. (foto: CDC/Unsplash.com)
Mas Reko.com , JAKARTA –Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, telah ditemukan tiga senyawa berbahaya. Tiga senyawa tersebut dalam kaitan penyakit ginjal akut, yakni etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil eter (EGBE).
Tiga senyawa itu yang seharusnya tidak ada atau sangat sedikit kadarnya di obat-obatan sirop tersebut.
Baca Juga : Waspada, Serangan Jantung Bisa Datang Kapan Saja
“Karena beberapa jenis obat sirop yang digunakan oleh pasien balita yang terkena AKI (kita ambil dari rumah pasien), terbukti memiliki EG, DEG, EGBE,” kata Budi dalam keterangan tertulis yang dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (20/10).
Budi menyebut zat kimia ketiga tersebut merupakan impuritas dari zat kimia yang ‘tidak berbahaya’ seperti polietilen glikol yang sering digunakan sebagai penambah kelarutan atau zat pelarut tambahan di banyak obat-obatan jenis sirop.
Hentikan Obat Sirup
Menkes menginstruksikan, agar seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirup kepada masyarakat. Para tenaga kesehatan juga diminta untuk memberikan resep obat sirop kepada pasien.
Upaya itu dilakukan, kata Budi, sebagai kewaspadaan pemerintah atas temuan gangguan akut progresif akut yang menentukan usia anak di Indonesia. Kemenkes, kepemimpinan, juga tengah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait investigasi ini.
Baca Juga : Hore Anak Idap Gangguan Ginjal Akut
“Kemenkes mengambil keputusan untuk menghentikan aksinya dengan pembatasan penggunaan obat-obatan sirop, mengingat balita yang AKI sudah mencapai 70-an per bulan, realitasnya pasti lebih banyak dari ini, dengan kematian atau tingkat kematian mendekati 50 persen,” ujarnya.
Pengusaha Farmasi, F. Tirto Koesnadi, menjelaskan produsen farmasi memang biasa mencampurkan obat dengan bahan lain, bukan hanya untuk parasetamol. “Memang semua perusahaan di Indonesia yang membuat parasetamol pasti dicampur dengan produk lain,” seperti yang diutip Katadata.co.id, Rabu (19/10).
Salah satunya menggunakan etilen glikol. “Gunanya agar bahan baku obat tersebut tidak terpecah,” ujarnya.
Ganti Obat Tablet
Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menemukan sebanyak 131 kasus cedera ginjal akut yang misterius pada anak di Indonesia sejak Januari. Ikatan Dokter Anak Indonesia mencurigai etilen glikol sebagai penyebab sakit ginjal secara misterius pada anak.
Sementara itu Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha Farmasi, mengatakan bahwa Vincent Harijanto akan membicarakan terlebih dahulu mengenai masalah ini dengan asosiasinya.
“Penjelasan dari Kemenkes akan baru hari ini, kami akan terlebih dahulu terlebih dahulu,” ujarnya. Baik Tirto maupun Vincent menolak untuk membicarakan lebih lanjut mengenai asal impor bahan baku farmasi Indonesia.
Baca Juga : Masjid Jakarta Islamic Center Terbakar
“Bukannya tidak mau memberikan informasi, namun kami ingin terlebih dahulu terlebih dahulu (dengan asoasiasi),” ujarnya.
Kementerian Kesehatan tengah solusi gagal ginjal akut pada anak-anak. Mereka juga melarang penggunaan produk obat berbentuk sirop yang bisa tercemar etilen glikol. Hasil pengujian Kemenkes menyatakan sebanyak 15 dari 18 obat sirop yang dikonsumsi pasien mengandung etilen glikol. Saat ini Kemenkes telah menyetop sementara penjualan obat sirup.
“Bukan parasetamol yang tidak boleh, tapi beberapa obat tersebut mengandung EG (etilen glikol) dan sedang diidentifikasi lagi,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Rabu (19/10).
Data WHO
Dari data perdagangan UN Comtrade, nilai impor etilen glikol dkk dalam HS 290531 sebanyak 4.500 kilogram atau senilai US$ 5.670 atau sekitar Rp 87,8 juta pada 2021. Katadata.co.id, Rabu (19/10), mengabarkan hal itu.
Etilen glikol merupakan senyawa industri yang banyak dimanfaatkan di aneka produk. Kandungan ini menjadi perhatian setelah WHO menyatakan obat batuk dan pilek sirup buatan Maiden Pharmaceuticals asal India sebagai penyebab kematian 74 anak di Gambia, Afrika.
Hasil analisis WHO menunjukkan empat produk utama yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup – memiliki jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang “tidak dapat diterima”.
Baca Juga : Kembalikan Keadilan Dua Putriku, TGIPF Berakhir
Produk Maiden mengandung dietilen glikol dan etilen glikol yang “tidak dapat diterima”, sehingga menjadi racun dan timbal yang menyebabkan ginjal akut pada anak-anak tersebut.
Pemerintah India telah menta.co.idghentikan semua produksi perusahaan farmasi yang berbasis di New Delhi.
Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menemukan sebanyak 131 kasus cedera ginjal akut yang misterius pada anak di Indonesia sejak Januari. Ikatan Dokter Anak Indonesia mencurigai etilen glikol sebagai penyebab sakit ginjal secara misterius pada anak. *** (Mas Reko)
sumber : CNNIndonesia.com, katadata.coid