Tunda Pemilu, Jebakan Glembuk Solo Bagi Jokowi?


Wacana tertundanya Pemilu 2024 terus bergulir, ini artinya pembegalan konstitusi terus berlanjut. (foto: BBC News.com)

Oleh : Reko Suroko

TUNDA Pemilu menjadi isu yang seksi bagi para pendukung pemerintah dan oligarki untuk terus tertekan isu ini.

Karena isu Pemilu akan berujung perpanjangan masa pemerintahan Jokowi. Itu bisa menguntungkan pihak pemerintah dan oligarki.

Tunda Pemilu juga menjadi isu yang seksi bagi kalangan oposisi, baik parpol maupun oposisi terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada demokrasi.

Artikel Lain:  Negeri Resesi

Penundaan Pemilu adalah bagian dari pembegalan konstitusi yang diperjuangkan berdarah-darah saat reformasi.

Pembegalan Konstitusi

Bagi pengamat Anthony Budiawan, gagasan tertundanya Pemilu 2024 yang digulirkan elit politik, merupakan bentuk makar terhadap konstitusi dan kedaulatan rakyat.

Repotnya tertundanya Pemilu 2024 menunjukkan proses makar sedang berjalan. Bukan lagi hanya niat. Membahayakan negara. “Karena itu, Jokowi memberhentikan para pejabat yang terlibat,” tegas Anthony.

Mengutip akun Twitter @RamliRizal, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyarankan Menko Luhut mengingat ajaran mantan Presiden Abdurrahman Wahid untuk menegakkan keadilan dan demokrasi.

“Ha..ha..ternyata si Abang biangnya. Bang Luhut, teknik ‘Cari orang bermasah sehingga bisa jadi kerbau yg kedinginan hidungnya’ sudah kuno, merusak demokrasi, melawan konstitusi & amanah demokrasi.
“Sudahlah, ingat Gus Dur menyenangkan Keadilan dan Demokrasi.” tujuan akhir Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan adalah memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menguasai tiga periode.

Artikel Lain:  Penelope Cruz Membagikan Selfie Tanpa Riasan

Penundaan pemilu 2024 adalah salah satu bagian dari skenario tersebut. “Jokowi 3 periode ini menjadi skenario akhir dan akan dieksekusi. Nanti pintu masuknya lewat PPHN (Pokok-Pokok Haluan Negara) dan MPR akan mencari alasan agar bisa amandemen konstitusi,” kata Ujang seperti dikutip JPNN.com, Minggu (13/3).

Memainkan Glembuk Solo

Di dalam idiom wong Solo adanya ungkapan glembuk Solo, atau merayu gaya Solo, yang merupakan rayuan halus. Namun rayuan halus itu tanpa disadari tiba-tiba terjebak di dalamnya.

Gagasan Penundaan Pemilu ini adalah bagian dari glembuk Solo, ataukah gagasan tatanan. Pihak perayu dan yang dirayu sama-sama menguntungkan.

Meski Projo, pendukung Jokowi, milipir tidak menggunakan gagasan tertundanya Pemilu, melainkan tiga periode.

Apapun itu golnya adalah perpanjangan masa jabatan. Jika yang digulirkan perpanjangan masa jabatan lewat jalan apapun itu, pasti publik menuding keinginan Jokowi yang kuat untuk tiga periode.

Namun, yang mengesampingkan Pemilu adalah KPU, maka letak kesalahan yang diambil alih, menjadi berada di pundak KPU.

Lalu apa alasan KPU untuk menunda?

Menurut Hersubeno Arief, konsultan media dan politik, lewat KPU akan menyatakan tidak mampu menyelenggarakan Pemilu dengan alasan dana yang tidak terpenuhi.

“KPU menyatakan tidak mampu menyelenggarakan Pemilu, alasannya karena dana Pemilu yang mereka buat tidak dapat dipenuhi pemerintah dan kemudian juga waktu penyelenggaraannya sangat mepet,” ujar Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Poin FNN, Maret silam.

Pemerintah beralasan bahwa dananya terserap kebutuhan lain, intinya tidak ada uang untuk membiayai Pemilu. Di samping itu pemerintah terus memainkan BLT ke masyarakat.

Sehingga tidak ada gejolak di masyarakat, yang penting gelontoran dana jauh lebih besar.

Apalagi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa masyarakat ingin tenang, ekonomi lancar. Masyarakat tidak ingin pemilu, takut konflik seperti 2019.

Artikel Lain:  Emma Corrin , Pemeran Putri Diana Yang Nyentrik

Ujang Komarudin, pengamat politik, berkeyakinan bahwa jika tertundanya pemilu gagal, maka upaya selanjutnya adalah amandemen konstitusi untuk melarang presiden berkuasa tiga periode.

Setelah berhasil, Jokowi akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden. “Masyarakat, sih, menolak tapi akan dibuat seolah-olah masyarakat menerima,” tambah Ujang.

Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia itu menilai upaya sistematis ini bertujuan untuk meyakinkan dan mengkonsolidasikan masyarakat agar yakin dan percaya dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

“Itu sudah skenario. Jadi, akan dilakukan apa pun caranya,” tandas Ujang.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku memiliki data yang menunjukkan rakyat Indonesia tidak tertarik dengan pemilu

Sebab, kata Luhut, rakyat tidak ingin pelaksanaan pemilu memunculkan kegaduhan seperti pemilu 2019.

Kalau di menengah bawah itu pokoknya pengin tenang, bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin,” kata Luhut dalam wawancara yang ditayangkan di akun YouTube Deddy Corbuzier.

Artikel Lain:  Jepretan Kendall Terbaru, di Jalanan Tanpa Celana

Rakyat Indonesia, lanjut dia, juga sedang merasa kesulitan akibat pandemi Covid-19 sehingga menolak jika anggaran Rp 110 triliun dihamburkan demi penyelenggaraan Pemilu 2024.

Boleh jadi, orang-orang yang mabuk mabukan itu lupa bagaimana rakyat mengamuk di tahun 1998. Atau para pemabuk itu lupa rakyat yang tidur dengan perut kosong, bisa mengamuk luar biasa.

Atau pemabuk kuasa ini akan digulung oleh alam, tidak percaya? Silakan***

Tulisan ini sudah ditayangkan di situs Bentengsumbar.com, Kamis (16/12/2022)

https://www.bentengsumbar.com/2022/12/tunda-pemilu-jebakan-glembuk-solo-bagi.html

Berita Terkait

Top