Donald Trump selamat dari upaya pembunuhan


Detik-detik Trump diamankan oleh agen Dinas Rahasia AS.(Reuters)

 

BUTLER, Pennsylvania, 14 Juli (Mas, Reko) – Donald Trump mengalami luka tembak di telinga dalam sebuah percobaan pembunuhan saat kampanye pada Sabtu lalu.

Baca juga: Tiga Nama Pegi dan Penyangkalan Keterlibatan dalam Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon

Insiden ini diperkirakan akan mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun ini dan menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan yang diberikan kepada kandidat Partai Republik tersebut.

Setelah penembakan terjadi, Trump segera dikelilingi oleh tim keamanannya dan dibawa keluar dari kerumunan dengan wajah berlumuran darah. Sambil mengepalkan tinju ke udara, ia berteriak “Lawan! Lawan! Lawan!”

Menurut tim kampanye Trump, ia dalam keadaan baik dan tidak mengalami cedera serius selain luka di telinga kanan atas. Pada Minggu pagi, FBI mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, dari Bethel Park, Pennsylvania, sebagai “subjek yang terlibat” dalam percobaan pembunuhan tersebut.

Baca juga: Dua DPO Pembunuhan Vina Ternyata Fiktif, Kuasa Hukum Kaget

Crooks diketahui sebagai anggota Partai Republik, menurut catatan pemilih setempat. Tersangka ditembak mati oleh agen Secret Service setelah melepaskan tembakan dari atap gedung yang berjarak sekitar 140 meter dari panggung tempat Trump berpidato. Sebuah senapan semi-otomatis AR-15 ditemukan di dekat jasadnya.

Dinas Rahasia Melaporkan

Dinas Rahasia melaporkan bahwa seorang peserta rapat umum tewas dan dua lainnya terluka parah. Pejabat penegak hukum masih menyelidiki motif di balik serangan ini. Trump, 78, baru saja memulai pidatonya saat tembakan terdengar. Ia sempat memegang telinga kanannya sebelum berlutut di belakang podium dan kemudian dilindungi oleh agen Secret Service.

Sekitar satu menit kemudian, Trump muncul kembali tanpa topi merahnya yang bertuliskan “Make America Great Again” dan berteriak “tunggu, tunggu” sebelum mengepalkan tinju ke udara. Ia kemudian dibawa ke SUV hitam oleh para agen.

Baca juga: Kisah Aep, Saksi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Trump menyatakan di platform Truth Social bahwa ia tertembak di bagian atas telinga kanan dan mengalami banyak pendarahan. Ia kemudian dibawa ke klub golfnya di Bedminster, New Jersey, di bawah perlindungan ketat Dinas Rahasia.

Insiden ini merupakan penembakan pertama terhadap presiden AS atau kandidat partai besar sejak percobaan pembunuhan Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kegagalan pengamanan oleh Secret Service, yang memberikan perlindungan seumur hidup kepada mantan presiden, termasuk Trump. FBI menyatakan bahwa mereka memimpin penyelidikan atas serangan tersebut.

Penembakan ini terjadi kurang dari empat bulan sebelum pemilihan umum pada 5 November, saat Trump akan berhadapan lagi dengan Presiden Joe Biden. Jajak pendapat, termasuk yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos, menunjukkan bahwa persaingan antara keduanya sangat ketat. Para investor memperkirakan bahwa serangan ini dan respons tegas Trump dapat meningkatkan peluangnya untuk memenangkan kembali Gedung Putih, dengan taruhan pada kemenangannya yang diprediksi akan meningkat.

Baca juga: Inilah Tampang Pegi, DPO Pembunuhan Vina Cirebon

Trump dijadwalkan menerima nominasi resmi partainya di Konvensi Nasional Partai Republik yang dimulai di Milwaukee pada Senin mendatang.

Empat tembakan dan kerumunan berhamburan

Ron Moose, seorang pendukung Trump yang hadir dalam rapat umum tersebut, mengatakan ia mendengar sekitar empat tembakan. “Saya melihat kerumunan berjatuhan dan Trump dengan cepat menunduk,” katanya.

“Lalu semua anggota Secret Service melompat dan melindunginya secepat mungkin. Dalam hitungan detik, mereka sudah melindunginya.”

BBC mewawancarai seorang saksi yang mengatakan bahwa ia melihat seorang pria bersenjata senapan merangkak naik ke atap dekat lokasi kejadian. Saksi yang identitasnya dirahasiakan oleh BBC ini mengatakan bahwa ia dan orang-orang di sekitarnya mulai menunjuk ke arah pria tersebut, mencoba memberi tahu petugas keamanan.

Tembakan itu tampaknya berasal dari luar area yang diamankan oleh Dinas Rahasia, menurut badan tersebut.

Baca juga: Hindari Razia Terjerat Kasus Pembunuhan Vina

Dalam pengarahan pada Sabtu malam, pejabat FBI menyatakan terkejut bahwa tersangka bisa melepaskan beberapa tembakan. Secret Service tidak menghadiri pengarahan tersebut. Beberapa jam setelah serangan, Komite Pengawas di DPR AS yang dipimpin Partai Republik memanggil Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle untuk bersaksi dalam sidang yang dijadwalkan pada 22 Juli.

“Warga Amerika menuntut jawaban mengenai upaya pembunuhan Presiden Trump,” kata komite tersebut dalam pernyataan di media sosial. Pendukung Trump mengecam Dinas Rahasia.

“Bagaimana seorang penembak jitu dengan senapan lengkap bisa dibiarkan merangkak ke atap yang dekat dengan calon presiden?” tanya aktivis konservatif Jack Posobiec di situs media sosial X. (RS)


Sumber : Reuters

Berita Terkait

Top