AI Menyasar Pabrik Tekstil di Indonesia, Banyak yang Tumbang


Foto: Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Jakarta, (Mas Reko) – Satu demi satu pabrik tekstil di Indonesia tumbang, menyebabkan ribuan pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Di tengah situasi ini, digitalisasi teknologi dan kecerdasan buatan (AI) kini semakin mengancam pekerja di sektor ini.

Baca juga : Impor Ilegal Hajar RI, Pengusaha Tekstil Tunjuk Hidung Siapa Mafianya

Ketua Umum Insan Kalangan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI), M Shobirin Hamid, mengakui bahwa kemajuan teknologi seperti AI diam-diam mulai menyasar industri ini. Akibatnya, industri yang sebelumnya padat karya bisa saja kehilangan karakteristik tersebut di sektor tekstil.

Menurutnya, kemajuan teknologi saat ini harus diimbangi dengan pola pikir sumber daya manusia (SDM) yang semakin maju dan berkembang. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa diperlukan pendidikan tekstil, agar para pengelola dan pekerja di industri ini dapat menciptakan produk tekstil yang lebih beragam, tidak hanya pakaian seperti celana dan baju.

Baca juga : Pabrik Tekstil Besar di Jawa Tengah Tutup, 8.000 Pekerja Terkena PHK

“Industri tekstil tidak hanya dilihat dari sektornya saja, tetapi juga dari pendidikannya. Karena seiring dengan kemajuan teknologi, pemikiran yang berkembang, dan industri yang semakin maju, harus diimbangi dengan pengelolaan yang memiliki keahlian teknis yang memadai,” jelasnya.

Shobirin berharap ke depannya, pemerintah Indonesia bersama industri tekstil nasional dapat melihat jauh ke depan dan mengikuti perkembangan industri tekstil dunia saat ini.

Ia berpendapat bahwa Indonesia tidak bisa selamanya terjebak dalam masalah pabrik yang bangkrut dan gelombang PHK. Indonesia harus mampu menciptakan teknokrat baru untuk industri tekstil yang semakin maju di masa depan.

Baca juga : Dibanjiri Produk Cina turunkan pendapatan Sritex

“Kita hanya sebagai tukang jahit saja, kita belum berbicara tentang future textile, nano textile, dan lain-lain. Kita masih berbicara tentang bagaimana pabrik-pabrik tekstil bisa bertahan dan supaya buruh masih bisa bekerja. Kita harap Indonesia dapat melihat jauh ke depan, jangan terus terjebak dengan pemikiran bahwa tekstil hanya pakaian saja,” tambahnya.

Pabrik Tekstil Berguguran

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, mengungkapkan bahwa penurunan pesanan hingga tidak adanya pesanan sama sekali menyebabkan pabrik-pabrik tekstil tutup, sehingga puluhan ribu pekerja menjadi korban PHK.

Baca juga : Musim Resign Bakal Makin Ganas

“Pabrik tekstil yang tutup semakin bertambah. PT S Dupantex, yang berlokasi di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, baru saja tutup pada tanggal 6 Juni, menyebabkan sekitar 700 pekerja terkena PHK,” ungkap Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (11/6/2024).

“Ini menambah daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK sejak awal tahun 2024. Ada yang melakukan efisiensi, ada yang pabriknya tutup karena tidak bisa lagi bertahan,” tambahnya. (RS)

CNBC Indonesia

Berita Terkait

Top