Daftar Negara , Termasuk Indonesia, dengan Konsumsi Daging Anjing Terbanyak


Foto: Ilustrasi (REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS)

Jakarta, (Mas Reko) – Meskipun anjing merupakan hewan peliharaan yang akrab dengan manusia, daging anjing masih menjadi pilihan makanan di beberapa belahan dunia.

Baca juga :Kasus Kedua Flu Burung Terinfeksi Peternak di Michigan yang Berhubungan dengan Sapi Perah di AS 

Konsumsi daging anjing telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, khususnya di beberapa negara di Asia dan Afrika.

Menurut data dari World Population Review, Asia merupakan benua dengan konsumsi daging anjing terbesar. Setiap tahun, sekitar 30 juta anjing dibunuh untuk dikonsumsi, dengan banyak dari mereka dicuri secara ilegal dari rumah dan dibawa ke tempat penyembelihan, menurut Humane Society International. Negara-negara seperti China, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, dan daerah Nagaland di India merupakan tempat di mana konsumsi daging anjing paling umum. Namun, tren ini semakin menurun di banyak negara karena generasi muda lebih cenderung melihat anjing dan kucing sebagai teman daripada sebagai makanan.

Baca juga : Bali yang Dulu, Kini Berubah:Imbas Ledakan Wisatawan di Pulau Dewata

China adalah negara terbesar dalam konsumsi daging anjing di dunia, dengan perkiraan konsumsi mencapai 10 juta anjing (dan empat juta kucing) setiap tahun. Tradisi ini telah berlangsung ribuan tahun dan masih berlanjut di berbagai wilayah di China. Festival Yulin yang terkenal di China, yang merayakan konsumsi daging anjing, telah menjadi sorotan dan kontroversi global.

Pada tahun 2020, Shenzhen dan Zhuhai menjadi kota pertama di China daratan yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing, dan Kementerian Pertanian China telah mengubah status anjing dan kucing dari hewan ternak menjadi hewan pendamping.

Vietnam, yang menempati posisi kedua setelah China dalam hal konsumsi daging anjing, menggunakan hampir seluruh bagian tubuh anjing untuk membuat semur, sup, dan tusuk sate. Banyak orang Vietnam percaya bahwa daging anjing memiliki manfaat kesehatan dan membawa keberuntungan.

Baca juga : BMKG Pastikan Cuaca Panas ini bisa berulang setiap tahun

Di Korea Selatan, metode penyembelihan anjing melibatkan penyetruman, sementara di negara lain, metode seperti pemukulan, penggantungan, atau jarang sekali, perebusan hidup-hidup, lebih umum digunakan.

Foto: Anjing liar (REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS)

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa perdagangan dan konsumsi daging anjing dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti trichinellosis, kolera, dan rabies.

Konsumsi Daging Anjing di Indonesia

Walaupun tidak berada di posisi teratas, konsumsi daging anjing di Indonesia cukup signifikan, dengan sekitar 5% dari populasi mengonsumsinya. Perdagangan daging anjing di Indonesia dianggap berbahaya karena prevalensi rabies yang cukup tinggi serta metode penyembelihan dan penjualan yang sering kali tidak memenuhi standar sanitasi.

Baca juga : Banjir Landa Malang, 8 Kecamatan Terendam

Di Filipina, daging anjing merupakan bahan utama dalam masakan asocena.

Sementara itu, Taiwan menjadi negara Asia pertama yang melarang konsumsi daging kucing dan anjing, serta penjualannya untuk konsumsi, pada tahun 2017. Pelanggar akan menghadapi denda besar, penghinaan publik, dan kemungkinan hukuman penjara. Hong Kong juga telah menjadikan penyembelihan dan penjualan daging kucing dan anjing sebagai tindakan ilegal selama beberapa dekade, meskipun konsumsi daging tersebut belum dilarang secara resmi.

Berita Terkait

Top