Di toko ritel beras jenis ini dibatasi maksimal hanya @ 10 Kg


Perum Bulog memasok 1.000 ton beras untuk Transmart di seluruh Indonesia/ BISNIS-Ni Luh Anggela. S

Jakarta, (Mas Reko)- Jangan kaget jika Anda belanja beras di ritel modern, pasti dibatasi. Pemerintah membatasi pembelian beras di ritel modern. Itu hanya berlaku untuk pembelian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan pemerintah untuk mengintervensi laju kenaikan harga beras di dalam negeri.

Beras ini berasal dari beras cadangan pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog.

Didorong belanja bijak

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern merupakan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak.

Baca yuk : Pembelian beras di toko ritel dibatasi 10 Kg per hari

Dia menambahkan, stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terutama untuk menghadapi kekeringan ekstrem dampak El Nino.

“Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack,” kata Arief dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2023).

“Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing,” jelasnya.

Stock nasional aman

Beras SPHP , tambahnya, yang berasal dari CBP diguyur ke pasar tradisional dan ritel modern. Sebagai upaya pemerintah menstabilkan pasokan dan harga beras.

“Ini juga merupakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar beras pemerintah disalurkan secara masif,” katanya.

Baca yuk : Kiamat Beras , Siapa pegang kuasa?

“Beras SPHP Bulog ini berkualitas premium. Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal,” tambah Arief.

Menurut Arief, stok beras Bulog aman dan secured stock di 1,8 juta ton. Angka itu, katanya, akan bertambah lagi di bulan November nanti.

“Pemerintah bersama Bulog akan selalu bekerja keras. Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand,” katanya.

Baca yuk :Perencanaan  Pemerintah Soal Beras Kacau

Bapanas mencatat, hingga 2 Oktober 2023, Bulog telah merealisasikan beras SPHP di tingkat konsumen mencapai 799 ribu ton. Wilayah yang paling banyak digelontorkan beras SPHP selama 2023 ini adalah DKI Jakarta dan Banten yang tercatat total 174 ribu ton.(Reko Suroko)

Sumber: CNBC Indonesia

 

 

Berita Terkait

Top