Mencengangkan, Rusia Gagal Bayar Hutang
Mas Reko. com– UNTUK pertama kalinya sejak 1918, Rusia gagal membayar utang luar negerinya. Gagal bayar ini disambut sebagai keberhasilan sanksi Barat yang merespons tegas invasi Rusia ke Ukraina.
Masa tenggang 30 hari dari pembayaran bunga dua obligasi dengan total nilai US$100 juta (sekitar Rp1,5 triliun) telah berakhir pada 27 Juni 2022.
Baca Juga : Balada Mi Instan Hingga Ke Ukraina
Namun, pembayaran dari Rusia tidak pernah sampai ke tangan kreditor. Walau Kremlin menyatakan bahwa pembayaran mereka lakukan diblokir oleh jasa layanan keuangan Euroclear, agen pemeringkat keuangan Moody’s telah memprediksi bahwa Rusia akan terus mengalami gagal bayar.
Hal ini karena negara tersebut membayarkan utangnya dengan rubel dan bukan mata uang yang telah disyaratkan dalam prospektus obligasi. Hutang Rusia memiliki potensi dampak jangka panjang, termasuk mempengaruhi kemampuan negara tersebut menarik investor baik sekarang maupun masa yang akan datang.
Pendapat Pakar
Ada yang berpendapat bahwa ini adalah kemenangan dari sanksi Barat, yang tidak akan berpengaruh pada pasar global yang sudah terlebih dahulu mengurangi paparan terhadap risiko utang Rusia. Ada juga yang berpendapat ini merupakan strategi Rusia untuk menghindari pembayaran bunga obligasinya.
Nasir Aminu, Pengajar Senior Ilmu Ekonomi dan Keuangan, Cardiff Metropolitan University
Kegagalan Rusia untuk membayar bunga dalam mata uang dolar dan euro menunjukkan bahwa Kremlin telah kehabisan akal untuk merespons sanksi Barat. Gagal bayar utang luar negeri ini tidak terduga.
Baca Juga : Presiden Berkepentingan Impor Gandum, Saat Lawatan ke Ukraina dan Rusia
Sanksi ekonomi terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina pada Februari silam telah membatasi kemampuan keuangan negara tersebut. Hutang luar negeri ini merupakan kewajiban dari larangan negara Barat untuk bertransaksi dengan Bank Sentral Rusia dan cadangan cadangan devisa mereka, yang nilainya mencapai lebih dari US$600 miliar.
Secara teori, hutang luar negeri ini karena keuangan Rusia bertahan lama terlepas dari konfliknya dengan Ukraina. Rusia mencatat pemasukan sekitar US$1 miliar setiap hari dari penjualan minyaknya ke Cina, India, dan importir negara-negara lain yang cukup bersahabat dengan Kremlin. Aliran ini datang, gagal, karena ketidakmampuan negara tersebut untuk membayar dana.
Ini memiliki dampak yang relatif kecil pada institusi keuangan global, termasuk pada sektor finansial Rusia sendiri. Akan selalu ada risiko penyaluran global – yaitu ketika satu peristiwa memiliki dampak tidak langsung atau tidak terduga dari pasar keuangan negara lain.
Baca Juga : Film Pendek Bertema Sederhana ‘Receh’
Namun, investor asing telah mengurangi paparannya sejak Rusia menganeksasi Krimea pada 2014. Sisa sedikit investor yang memiliki paparan tinggi telah bersiap menjual asetnya, walaupun mereka dihadang kesulitan akibat sanksi Barat.
Bank-bank di Eropa adalah institusi keuangan yang paling terbuka terhadap utang Rusia. Angka terkini dari Bank for International Settlements , yang mencakup data hingga akhir 2021, menunjukkan bahwa bank dari Prancis dan Italia memiliki risiko terbesar terhadap Rusia, dengan total tagihan sebesar US$20 miliar. Sementara itu, bank-bank di Austria memiliki total tagihan tagihan ke Rusia sebesar US$175 miliar.
Paling mengkhawatirkan dari kegagalan bayar Rusia ini adalah akses ke investor global melalui pasar keuangan internasional. Default ini akan menodai reputasi Rusia, hingga membuat bondingnya menjadi tidak menarik karena risiko gagal bayar pada masa mendatang.
Baca Juga : Harga Gandum Menggila, Ancaman Pangan Bagi Global
Akibatnya, negara tersebut harus rela membayar beban kredit yang lebih tinggi demi menarik investor baru dan menjaga yang sudah ada, karena peningkatan risiko kredit dari insiden ini.
Rodrigo Olivares-Caminal, Profesor Hukum Perbankan dan Keuangan, Queen Mary University of London
Rusia gagal membayarkan bunga dua bond pemerintahnya: bond 2026 dalam bentuk dolar AS dan bond 2036 dalam bentuk euro.
Di luar kedua mata uang ini, pembayaran bunga dapat dilakukan lewat pound sterling Inggris dan franc Swiss apabila terdapat kondisi terkontrol yang membuat Rusia tidak dapat membayarkan bunga dalam bentuk dolar AS ataupun euro.
Obligasi euro 2036 lebih jauh memberikan alternatif pembayaran dalam bentuk rubel. Walau opsi-opsi tambahan ini terkesan membantu, kreditur akan memilih agar pembayaran dilakukan dengan mata uang utama obligai tersebut demi menghindari selisih selisih akibat ketidakcocokan mata uang.
Baca Juga : Mie Sedaap Diduga Mengandung Residu Pestisida?
Obligasi-obligasi ini juga masukkan klausul ganti rugi mata uang, yang memungkinkan Rusia dibebaskan dari pembayaran obligasinya jika investor menerima atau setara dengan nilai jatuh tempo obligasi tersebut.
Namun, pembayaran dalam bentuk rubel harus sesuai dengan nilai asli yang dikonversi dalam dolar AS atau euro. Dalam kasus ini, rubel menjadi pilihan utama Rusia karena mata uang tersebut telah terkucil dari pasar finansial internasional.
Walaupun begitu, dampak keseluruhan dari masalah gagal bayar ini masih belum terbaca hingga pasar keuangan global mendapatkan mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Apakah pembayaran yang disetorkan ke rekening di Rusia atas nama kreditor berarti kreditor tersebut “menerima” pembayaran dan dengan demikian pembayaran dari kewajibannya? Kreditor dapat saja pembayaran kembali lewat ini, namun mencari bantuan dana dari metode tersebut dapat terganjal rencana pemerintah Rusia untuk membatasi akses atau transfer aset-aset yang berada di Rusia saat ini.
Baca Juga : Cameron Diaz Pernah Terjebak Narkoba
Benarkah Rusia tidak dapat membayar karena sanksi Barat? Jika ya, karena hal ini berada di luar kendali Rusia, negara tersebut dapat berargumen bahwa ia tidak bisa disalahkan atas kasus gagal bayarnya. Namun, jika pengadilan melihat hal ini memang ada, alasan Rusia tidak akan bisa diterima.
Permasalahan ini akan menjadi subjek interpretasi di pengadilan. Namun, Rusia melepaskan kendalinya dan belum lupa pada daftar yang disebutkan dalam salah satu dari dua prospektus obligasi tersebut. Dengan demikian, kreditor dan pasar global harus terus menunggu menyambut lebih lanjut.***(RS)
Artikel ini sudah tayang di The conversation.com, tanggal 6 Juli 2022.
https://theconversation.com/rusia-gagal-bayar-utang-dua-pakar-jelaskan-dampaknya-bagi-rusia-dan-pasar-keuangan-global-