NCW temukan kejanggalan dari Xinyi Glass, investor proyek Rempang Eco City
Suasana di Posko Tim Gabungan di Simpang Dapur 6, Pulau Rempang Kota Batam, Kamis 28 September 2023. TEMPO/YOGI EKA SAHPUTRA
JAKARTA, (Mas Reko)–Nasional Corruption Watch (NCW) mengulik dan menemukan kejanggalan terkait investor proyek Rempang Eco City.
Ketua Umum NCW, Hanifa Sutrisna, mengungkapkannya, dalam konferensi pers-nya di Kantor DPP NCW, Senin (2/10)
Ada kejanggalan di Xinyi
Hanifa Sutrisna menemukan kejanggalan terkait rekam jejak investor Rempang Eco City , Xinyi Glass Holding Limited dalam komitmen investasi di Gresik dan Bangka Selatan.
Baca yuk : Masyarakat Rempang susah dapat pasokan pangan semenjak bentrok dengan aparat
“Dari data yang ditemukan NCW, sebelum Pulau Rempang, ternyata Xinyi Glass pernah membuat MoU yang sama dengan Kawasan Industri Sadai tahun 2020 di Bangka dengan janji akan menyiapkan 6-7 miliar US Dollar,” jelasnya dari rilis yang diterima GenPI.co, Senin ( 2/10).
Investasi Xinyi di Belitung saat itu digadang untuk menggarap pengolahan mineral tambang pasir kuarsa.
Rencana investasi ini disampaikan General Manager (GM) International Business Development Xinyi Group, Cheng Gang kepada Pj Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin di Pangkalpinang pada November 2022.
Kabarnya Xinyi raib
“Namun begitu akan dilanjutkan untuk proses MoA (Memorandum of Agreement), Xinyi Glass seperti raib dan hilang tanpa kabar berita,” terang Hanifa.
Baca yuk : Presiden meresmikan kereta berkecepatan tinggi, bagian dari Belt and Road Tiongkok
Kemudian, Hanifa ikut menyinggung komitmen investasi Xinyi Glass senilai 700 juta Dolar AS di Gresik, Jawa Timur pada tahun 2022.
Ketika itu Xinyi masuk dengan menggaet mitra lokal PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) untuk membeli lahan yang digunakan untuk pembangunan pabrik kaca.
“Berdasarkan Perjanjian tersebut, BKMS telah setuju untuk menjual lahan dan Xinyi telah setuju untuk membeli lahan yang luas dalam rangka pembangunan pabrik produksi Kaca Xinyi di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE (KEK JIIPE),” bebernya.
Rendahnya kemampuan keuangan
Kemajuan investasi di Gresik, jelas Hanifa, juga tidak jelas titiknya. Hal ini diduga karena rendahnya kemampuan keuangan Xinyi.
Dugaan rendahnya kemampuan keuangan Xinyi Glass ini tercermin dalam laporan keuangan konsolidasi Xinyi Glass Holdings Limited Tahun 2022, yang diaudit EY Ernst & Young’s.
Baca yuk : Kenapa dekade selanjutnya Indonesia tidak bisa sekadar jadi kaya
“Hasil laporan keuangan E&Y ini membantah jika disebut Xinyi Group perusahaan berkelas dunia dengan jangkauan pasar global yang dominan. Faktanya, 68 persen penjualan Xinyi Glass di pasar lokal China, bukan dunia,” ungkap Hanifa.
Mirip perlakuan Israel ke rakyat Palestina
Di bagian lain, Ombudsman menemukan adanya kesulitan warga Rempang mengakses pasokan pangan. Hal tersebut dinilai seperti yang pada rakyat Palestina.
Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto mengatakan, rakyat di Palestina sulit mengakses pangan karena memang disetop. Agar mereka menyingkir dari tanahnya sendiri.
“Kok sama dengan Israel. Pasokan untuk kebutuhan orang Palestina disetop supaya mereka menyingkir,” kata Gigin dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (30/9/2023).
Di Rempang sendiri, kesulitan warga mengakses pangan ditemukan oleh Ombudsman. Usai lembaga negara itu terjun langsung ke lapangan.
Ombudsman menggali informasi dari warga, pada 24 September dan menemukan keluhan warga mengakses pangan.
Baca yuk :Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung meredakan polemik, menyenangkan warga
Kesulitan itu dirasakan warga setelah kerusuhan di Rempang pada tanggal 7 dan 11 September 2023. Antara aparat gabungan dan warga yang mempertahankan tanahnya.
Distributor makanan, disebut takut mengirimkan makanan. Akhirnya warga memakan makanan dan pangan yang saat ini tersisa.
(Reko Suroko)
Sumber : Fajar.co.id, GenPi.co