Presiden meresmikan kereta berkecepatan tinggi, bagian dari Belt and Road Tiongkok


Peluncuran kereta api berkecepatan tinggi yang didukung Tiongkok oleh Indonesia akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara. Foto: Gambar Getty)

JAKARTA—( Mas Reko) –Indonesia telah meresmikan kereta api berkecepatan tinggi pertamanya, satu proyek senilai $7,3 miliar (£5,9) yang didukung oleh Tiongkok di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).

Presiden Joko Widodo meluncurkan layanan yang menghubungkan ibu kota Jakarta ke Bandung, yang merupakan pusat perekonomian terkemuka. Peluncuran dilaksanakan Ahad, (1/10/223)

Kereta api tersebut diberi nama Whoosh, akronim Bahasa Indonesia yang berarti hemat waktu dan dapat diandalkan. Presiden Joko Widodo memprioritaskan proyek-proyek seperti Whoosh untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang dinilai parah di Indonesia.

Baca yukProyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung meredakan polemik, menyenangkan warga

Jalur kereta api ini awalnya dibuka pada tahun 2019 tetapi tertunda karena kondisi tanah, pandemi Covid-19, dan pembengkakan anggaran sebesar $1,2 miliar (£984 juta).

Whoosh dioperasikan oleh PT KCIC, perusahaan patungan yang terdiri dari empat perusahaan negara Indonesia dan China Railway International milik Beijing.

Namanya merupakan kependekan dari “Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal”, atau “Penghematan Waktu, Pengoperasian Optimal, Sistem yang Andal” dalam bahasa setempat. Ia dapat mencapai kecepatan hingga 350km/jam (217mph) dengan jarak perjalanan 142km.

Menurut informasi yang dikeluarkan PT KCIC, kereta ini memiliki delapan gerbong – semuanya dilengkapi Wi-Fi dan titik pengisian daya USB – dan dapat menampung 601 penumpang. Akan ada tiga kelas kursi – pertama, kedua dan VIP.

Diawasi oleh perusahaan patungan PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), kereta ini melakukan perjalanan antara stasiun kereta Halim di Jakarta Timur dan stasiun kereta Padalarang di Bandung Barat, dan terhubung dengan baik ke sistem transportasi umum lokal.

Baca yuk:  Ketika APBN dijaminkan kereta utang cepat, maka ketidakadilan sedang terjadi

Kereta api yang dimodifikasi untuk iklim tropis Indonesia ini dilengkapi dengan sistem keselamatan yang dapat merespons gempa bumi, banjir, dan kondisi darurat lainnya, tambah para pejabat.

Para pejabat Indonesia mengatakan kereta api berkecepatan tinggi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Mereka juga memuji fakta bahwa kereta api tersebut menggunakan tenaga listrik, yang akan membantu mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Diperluas hingga Surabaya

Ada pembicaraan untuk memperluas Woosh ke Surabaya, kota pelabuhan utama dan ibu kota provinsi Jawa Timur.

Beberapa kritikus mengatakan besarnya biaya proyek ini mungkin membebani keuangan publik Indonesia, yang sudah terbebani oleh pandemi ini. Presiden setuju untuk menggunakan dana negara untuk membantu proyek mengatasi tertundanya.

Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road yang telah berlangsung selama 10 tahun oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, sebuah rencana yang bertujuan untuk menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa melalui serangkaian jaringan darat dan laut melalui investasi pada infrastruktur lokal.

Baca yuk:  Kereta cepat Jakarta-Bandung Tak seindah cerita para seniman, kebun masyarakat rusak akibat proyek itu

Pemerintah Indonesia berencana memperpanjang rutenya hingga ke Surabaya, Jawa Timur. Namun, pakar menyarankan pemerintah untuk “mengevaluasi” terlebih dahulu kinerja KCJB sebelum benar-benar memutuskan memperpanjang rute kereta cepat hingga ke timur Pulau Jawa.

Sementara pegiat lingkungan mengatakan, “kalau tidak bisa dilanjutkan” karena biaya dan dampak lingkungannya besar.

Selain soal dana pembangunan yang membengkak sehingga membuat Indonesia masuk ke “jebakan utang China” – kata sejumlah pengamat, proyek kereta cepat juga sempat memicu isu lingkungan, termasuk banjir di Bekasi dan Bandung Barat.

Saat uji coba pada pertengahan September lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan rencana perluasan rute kereta cepat hingga ke Surabaya itu sedang dalam tahap kajian.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada “kecenderungan” rute yang dipilih nanti melalui Jawa bagian Selatan.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nantinya KCJB menuju Surabaya akan “mampir” di beberapa kota, seperti Kertajati Yogyakarta, dan Solo.

Baca yuk:  Dikhawatirkan sulut konlik, Proyek Eco City Rempang minta ditunda hingga Pemilu 2024 usai

Pemilihan rute kereta cepat ke Surabaya nantinya akan mempertimbangkan potensi dampak ekonomi terhadap wilayah-wilayah yang dilewati kelak.

Seperti apa kerumitan proyek kereta cepat sehingga beberapa ahli menyarankan untuk berbicara yang sudah ada terlebih dahulu, alih-alih meneruskannya?

Evaluasi sebelum diteruskan

Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Ikaputra menilai keberadaan kereta cepat di Indonesia merupakan sesuatu yang “luar biasa” bagi perkembangan perkeretaapian di Tanah Air.

Sebab, sudah sekian lama teknologi perkeretaapian di Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Padahal di awal masa peradaban kereta api, kualitas perkeretaapian india sempat berada di nomor dua setelah India.

Meski menganggap kereta api bisa menjadi. solusi yang tepat untuk mengatasi masalah perubahan iklim, Ikaputra menyarankan pemerintah untuk mengalihkan proyek KCJB terlebih dahulu sebelum memperpanjang rutenya hingga ke Surabaya.

Baca yuk: Bagaimana kesepakatan dengan Tiongkok membahayakan ribuan rumah warga Indonesia? 

“Karena ini agak berbeda, kereta cepat itu punya pertimbangan yang tidak main-main…Sangat tergantung teknologinya, jadi tidak boleh main-main,” kata Ikaputra kepada BBC News Indonesia.

Bagaimanapun, dalam konteks transportasi, menurut Ikaputra “kereta api jauh lebih bagus dibandingkan yang lain”, hanya saja investasinya memang besar.

“Kalau menurut saya nanggung juga kalau cuma sampai Bandung, kan cuma setengah jam nanti balik lagi. Kalau sampai Surabaya cuma dua jam kan itu baru revolusioner,” ujarnya.

PT KAI bisa remuk redam

Senada dengan Ikaputra, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai pemerintah perlu menyalakan KCJB terlebih dahulu sebelum meneruskan rute kereta cepat hingga ke Surabaya.

Baca yuk: Pulau Rempang urung dikosongkan 28 September, pemerintah sibuk sosialisasi relokasi

“Kalau sampai Surabaya, PT Kereta Api [PT KAI] remuk redam. Nanti kalau BUMN-nya remuk redam akhirnya pakai APBN untuk nomboknya. Kan sayang uang APBN hanya untuk di Jawa semua,” kata Djoko

Jika tidak ada penyertaan modal nasional (PMN) yang disuntikkan ke PT KAI sebagai pimpinan konsorsium dalam proyek kereta cepat, kata Djoko, perusahaan milik negara itu “sudah kolaps”.

Penumpang duduk di Stasiun Halim di Jakarta. (foto: asuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu mengatakan “oke-oke saja kita punya kereta cepat”, tapi transportasi lainnya yang kualitasnya masih “buruk” juga harus diperbaiki agar tidak tercipta “kesenjangan yang terlalu jauh”.

Manajer Kampanye WALHI Nasional Dwi Sawung justru berpendapat proyek kereta cepat “mending tidak usah” diteruskan sampai ke Surabaya.

Selain karena biayanya mahal, Sawung menduga dampak lingkungan yang ditimbulkan akan lebih besar dari sebelumnya.

Baca yuk:  Kenapa dekade selanjutnya Indonesia tidak bisa sekadar jadi kaya

“Lebih baik mencari opsi lain ya, tingkatkan jalur yang sekarang daripada harus membangun jalur baru,” kata dia.

Mengapa para ahli tidak serta merta menyetujui rencana pemerintah untuk memperpanjang rute kereta cepat sampai ke Surabaya?Apa yang terjadi di proyek KCJB?

Awal pembangunan dan kontroversinya

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkap proyek kereta cepat sebenarnya sudah direncanakan sejak 2008 lalu dan saat itu mereka telah melakukan studi kelayakan dari Jakarta hingga Surabaya.

Jepang, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga pernah membuat studi kelayakan dan menawarkan proyek kereta cepat pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, realisasi proyek kereta cepat itu sempat terhenti dan baru dimulai lagi ketika Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai presiden.

Baca yuk: Proyek KCJB jauh dari janji-janji awal

Pada tahun 2015, wacana pembangunan proyek kereta cepat baru muncul lagi. Pemantiknya, kunjungan Presiden Jokowi ke China, di mana dia menjajal kereta cepat Beijing-Tianjin.

Ditambah lagi Singapura-Malaysia mengumumkan rencana proyek kereta cepat mereka. ( Reko Suroko)

Sumber : BBC NEWS , BBC Indonesia, CNN.com

 

 

 

Berita Terkait

Top