Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung meredakan polemik, menyenangkan warga


Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang memicu banyak kontroversi; soal dana, keterlibatan China, utang selesai. Masyarakat banyak yang senang setelah proyek jadi. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Jakarta, (Mas Reko)–Sehabis pernah memunculkan polemik pada masa kini serta proses pembangunannya, proyek Kereta CepatJakarta-Bandung kesimpulannya berakhir menyenangkan warga.

Kereta yang saat ini diberi nama WHOOSH itu, pada bulan ini telah mulai diuji coba. Uji coba melibatkan warga

Mereka diperkenankan buat ‘melesat’. dari Jakarta ke Bandung secara cuma-cuma. Presiden Jokowi berkata uji coba free dicoba demi mengenalkan moda transportasi bernilai investasi US$7,27 miliyar ataupun Rp110,5 triliun tersebut ke warga

Baca juga : Ketika APBN dijaminkan utang kereta cepat, maka ketidakadilan sedang terjadi

“Biar orang berupaya warga mencoba,” kata Jokowi dalam jumpa pers di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (13/9).

Uji coba Kereta Cepat

Peluang itu juga tidak disia-siakan warga Salah satunya Kemal, warga Kecamatan Makassar, Jakarta Timur.

Bersama dengan rombonganya, pada Jumat (15/9) kemudian dia berangkat dari Stasiun Halim Jakarta pada jam 14.00 WAKTU INDONESIA BARAT (WIB) serta datang di Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung Barat jam 14.26 Waktu indonesia barat (WIB)

Maksudnya ekspedisi Jakarta-Bandung ditempuh dalam waktu 46 menit. Maklum, dalam sebagian peluang kereta melaju dengan kecepatan 351 km kilometer per jam.

Kemal mengaku puas dapat menjajal kereta kilat itu. Baginya meski meskipun kereta dipacu dengan kecepatan besar tidak terdapat guncangan dalam gerbong yang dia rasakan.

“Senyap, tanpa guncangan. Fasilitasnya ini sama saja dengan pesawat, setara dengan pesawat. Mewah,” kata Kamal kepada CNNIndonesia.com.

Senyap tidak seperti pembangunannya

Tetapi mengerti kah Kamu seluruh senyap serta tanpa guncangan yang terjalin dalam uji coba WHOOSH itu tidak terjalin pada pembangunannya?

Baca juga : Kereta cepat Jakarta-Bandung Tak seindah cerita para artis, kebun masyarakat rusak akibat proyek itu

Alasannya dari dini pembangunannya, Kereta Kilat Jakarta-Bandung memanglah banyak merangsang polemik

1. Dana pembangunan

Polemik timbul terpaut tudingan ingkar janji Presiden Jokowi terpaut pemakaian dana APBN dalam proyek ini. Presiden Jokowi dalam bermacam peluang bolak-balik menekankan pembangunan Kereta Kilat Jakarta-Bandung tidak sepeser juga memakai APBN ataupun duit rakyat.

Karena pembangunannya hendak memakai dana konsorsium antara CDB serta BUMN.

“Kereta kilat tidak memakai APBN. Kita serahkan BUMN buat business to business,” kata Jokowi pada September 2015 kemudian

Tetapi dalam perjalanannya, nyatanya pada 2022 pemerintah memakai dana APBN mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,1 triliun lewat Penyertaan Modal Negeri (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) buat pembangunan KCJB.

2. Pembangunan yang molor

Pembangunan Kereta Kilat Jakarta-Bandung yang berlangsung semenjak 2016 ini, awal mulanya ditargetkan dapat berakhir serta dioperasikan pada 2019. Tetapi rencana ini mundur serta diperkirakan baru rampung pada tahun ini.

Baca juga : Masyarakat Rempang: Pemerintah Harus Dengar, Kedaulatan di Tangan Rakyat

Mundurnya pembedahan kereta kilat ini diakibatkan pemerintah pada 2020 menghentikan segala pembangunan proyek serta fokus pada penindakan covid-19.

Pembangunan Kereta Kilat Jakarta-Bandung baru kembali dilaksanakan pada pertengahan 2021 sehabis permasalahan pandemi mulai mereda di tanah air.

3. Pembengkakan biaya proyek

Polemik pula timbul terpaut pembengkakan bayaran proyek yang lumayan besar. Semula bersumber pada perhitungan serta review BPKP pada 9 Maret 2022, pembengkakan bayaran pembangunan proyek cuma sebesar US$1,17 miliyar ataupun Rp17,64 triliun.

Tetapi dalam review BPKP terkini yang dikeluarkan 15 September 2022, pembengkakan bayaran itu naik US$273,03 juta jadi US$1,449 miliyar ataupun Rp21,74 triliun anggapan tanggapan kurs Rp15 ribu per dolar AS).

4. Pembangunan yang serampangan

Pembangunan proyek Kereta Kilat Jakarta-Bandung berjalan serampangan. Itu salah satunya terjalin pada pembangunan pilar LRT yang dikerjakan oleh PT KCIC di KM 3 +800.

Departemen Pekerjaan Universal serta Perumahan Rakyat (PUPR) berkata pembangunan pilar dicoba tanpa izin serta berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalur

Baca juga : Bagaimana kesepakatan dengan Tiongkok membahayakan ribuan rumah warga Indonesia?

Tidak hanya itu, PUPR pula memperhitungkan kalau pengelolaan sistem drainase dari pengerjaan proyek tersebut kurang baik sebab tidak dibentuk cocok kapasitas.

Akibat permasalahan itu, proyek sudah memunculkan genangan air pada Tol Jakarta-Cikampek serta kemacetan pada ruas jalur tol.

Sebab seperti itu Departemen PUPR lewat Komite Keselamatan Konstruksi pernah menghentikan penerapan proyek Kereta Kilat Jakarta-Bandung yang dikerjakan KCIC.

Penghentian dicoba lewat penerbitan pesan bernomor BK.03.03-Komite k2/25 yang dikeluarkan pada 27 Februari 2020. Penghentian efisien pada 2 Maret 2020 serta berlaku sepanjang 2 pekan

Polemik itu juga diakui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dikala Seminar Nasional Strategi Green Financing Zona Transportasi buat Energi Saing Perkeretaapian Berkeadilan yang dicoba Pusat Riset Transportasi serta Logistik UGM sebagian waktu kemudian dia berkata pembangunan Kereta Kilat Jakarta-Bandung serta beberapa transportasi massal yang lain di masa Presiden Jokowi memanglah membuat banyak orang ngomel.

Baca juga : Cerita lain dari korban gempa Maroko: Tetanggaku berjatuhan dan rumahku roboh

“Kita ingin bangun Kereta Kilat banyak yang ngomel, mengapa buang-buang uang,” katanya.

Tetapi omelan tersebut kata Budi, 180 derajat berganti Begitu berakhir serta banyak orang yang mengendarainya, seluruh bahagia Apalagi terdapat yang berebut mau berupaya

“LRT serta MRT dahulu pula begitu,” katanya.

Soal coba berupaya Kereta Kilat ini, Komisi VI DPR RI memanglah sempat berkelakar kepada Menteri Tubuh Usaha Kepunyaan Negeri (BUMN) Erick Thohir soal Presiden Jokowi yang menjajal Kereta Kilat Jakarta-Bandung bersama para artis bunda kota pada Rabu (13/9).

“Kemarin Presiden (Joko Widodo) serta para artis telah jalan-jalan ke situ (kereta kilat Pertanyaannya merupakan kapan giliran Komisi VI?” kelakar Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDIP Harris Turino dalam rapat kerja dengan Departemen BUMN, Kamis (14/9).

“Dan yang sangat berarti merupakan kapan giliran rakyat menikmati kereta kilat ini?” imbuhnya.

Baca juga : Kendati Pulau Rempang urung dikosongkan, masyarakat tetap tak percaya

Budi meningkatkan kedatangan Kereta Kilat serta pula beberapa transportasi massal sesungguhnya tidak lepas dari kengototan Jokowi. Walaupun banyak menemukan kritik, Jokowi tidak kendur mewujudkan keinginannya.

“Dan aku salut sama bos aku Presiden,” katanya. (Reko Suroko)

CNN Indonesia

 

 

Berita Terkait

Top