Drama di Rumah Irjen Sambo Akan Berakhir?


Ilustrasi : Drama pembunuhan Brigpol Josua Akan Berakhir?(foto : joglosemar. News) 

Mas Reko.com– SAMPAI Kapan drama di rumah Irjen Sambo berakhir tuntas? Setidaknya itulah yang menjadi salah satu pertanyaan yang berkecamuk di benak publik. Tentu, publik yang tertarik dengan tragedi kemanusiaan ini, yang memiliki pertanyaan semacam itu. 

Pasti publik pun menilai dalam tragedi kemanusiaan ini ada ketidakadilan yang diderita keluarga Brigpol Josua. Ketidakadilan yang disandang Ny Irjen Sambo, serta ketidakadilan yang dirasakan Irjen Sambo yang sudah diadili oleh netizen maupun berita yang dinilai tidak pas bagi Irjen Ferdy Sambo. 

Baca Juga :  Berita Brigpol Josua Seriuh Suasana Pagi Di Pasar

Maaf, tulisan ini tidak membahas secara khusus bentuk ketidakadilan masing-masing pihak. Mungkin akan terbayangnya. 

Sutradara Dibalik Drama

Sang sutradara sangat piawai dalam mengatur dinamika kisahnya. Berawal dari tembak menembak yang memulai isu pilihan. Kemudian Brigpol Josua tersungkur. Bharada Richard alias E yang ‘menjatuhkan’ Brigpol Josua dengan pistol Glock-17.

Baca Juga :  Kucingpun membutuhkan Toilet Lho

Dalam logika publik bahwa di rumah itu ada mayat, ada yang membunuh. Tentu, pembunuhnya Bharada Richard akan ditangkap dan ditahan. 

Beda logika publik, beda logika logika polisi. Bagi polisi Bharada Richard mempertahankan diri, saat dia melihat. Maka stempel pembunuh digugurkan oleh polisi. 

Sayang, polisi melupakan bahwa banyak mata dan banyak otak yang menganalisa. Berhakkah menghakimi Bharada Richard membela diri? Dalam hal ini polisi juga bertindak sebagai hakim, menganggap bukan namanya. Maka satu lubang yang menganga dari polisi tembak menembak. 

Lubang berikutnya : adakah suara tembakan saat dibangun kembali? Satu keanehan tembakan yang menjadi satu kesatuan dengan pemandangan, namun bukan adegan tembakan. 

Baca Juga:  Narasi Polisi Baku Tembak Bakal Ambyar?

Sejauh ini Timsus yang dibentuk Kapolri belum tersiar kabar melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan yang terbaca publik merekonstruksi minus suara tembakan. 

Sang Sutradara terkesan amatiran dan bagi praktisi Hukum Syamsul Arifin menilai fenomena polisi tembak telah membentuk opini: begitu rapuhnya Polri di rumahnya sendiri. buruknya komunikasi menjadi tanda buruk pula komunikasi internal.

“Anda bisa membayangkan Polisi tidak bisa mengungkap ‘bangkai’ di rumahnya sendiri. Pelakunya polisi, penembaknya polisi, di rumah dinas polisi, yang menyidik ​​dan memeriksa polisi, yang mengusut polisi lalu belum terungkap sampai hari ini, ya karena polisi. Unik ya? ya jelas unik dong,” tandas Syamsul Arifin, Rabu 27 Juli 2022, seperti dikutip situs buletindewata. com . 

terungkapnya siapa otak pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Irjen Sambo, hingga kemunculan Pol Ferdy terhadap Putri Chandrawathi pada 8 Juli 2022 lalu telah menimbulkan pertanyaan.

Baca Juga : Polisi Saling Tembak , Glock 17 Milik Siapa? 

“Saya bingung, sekelas Kapolri yang pernah menangkap koruptor di Singapura kok tidak bisa menembus ‘drama’ di Duren Tiga itu. Maka wajar ya publik terus melontarkan kritik, karena kerjanya tak tuntas, dibuat berseri mirip sinetron ‘Ikatan Cinta’,” timpal Syamsul Arifin .

Dibuat Terang Benderang

Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim menjelaskan lama atau tidaknya mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J merupakan hal yang relatif.

Dia menyebutkan saat ini penyidik ​​​​​​baik dari tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, maupun dari Polda Metro Jaya masih mendalami kasus tersebut dengan lebih detail. Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim menyebut kasus polisi tembak polisi yang sudah ditetapkan Brigadir J atau Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat tidak lagi menjadi misteri. 

Baca Juga : Oh Tersedakku Karena Stroke Ringan

Hal ini karena kepolisian telah meningkatkan status kasus Brigadir J dalam penyidikan sehingga dapat menetapkan tersangkanya.

“Ini kan dua laporan polisi sekarang ini statusnya sudah naik sidik, tidak ada lagi misteri, penetapan siapa tersangka, penetapan itu harus didasarkan pada hukum,” ujar Yusuf dalam diskusi dialektika demokrasi bertajuk “Misteri Brigadir J, Presisi Polri Diuji” di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2022), seperti dikutip beritasatu. com

Menurut Yusuf, polisi melalui tim khusus masih mencari aktor utama dibalik kematian Brigadir Yoshua. Karena itu, polisi tidak bisa buru-buru menetapkan tersangka sebelum semuanya dalam satu rangkaian penyidikan.

Baca Juga :Kini Anggota Keluargaku Bertambah

Tentu ada masyarakat yang sabar menunggu jawaban dari Timsus Mabes Polri soal tersangka. Ada pula publik yang ingin segera diumumkan dalang balik pembunuhan Brigpol Josua. Kita yakin tak mungkin Polri gegabah membakar rumah sendiri, hanya untuk melindungi sang sutradara. ***

Sumber : buletindewata. com, beritasatu. com

Berita Terkait

Top