Waspada, Investasi Cina Rp175 Triliun di Rempang bisa jadi melayang


Kehadiran investor mengusik ketenangan masyarakat nelayan di P Rempang. (foto: BBC News.com)

JAKARTA , (Mas Reko)- – Investor Cina Xinyi Glass Holdings Ltd., yang akan berinvestasi pabrik cermin sampai pabrik solar panel di Pulau Rempang senilai Rp175 triliun, terancam angkat kaki dari Batam.

Baca yuk: Rakyat Rempang Dituntut Kosongkan Pulau hingga 28 September

Sekretaris Departemen Koordinator Bidang Ekonomi , Susiwijono Moegiarso, mengatakan, sebagian negara sebelah sedang merayu supaya investor asal Cina itu memindahkan investasi ke negaranya.

“Mereka [Xinyi] tiba ke kantor [Kemenko Perekonomian] bertanya menimpa insiden yang terdapat di Pulau Rempang, kami sampaikan jika tidak terdapat permasalahan ini cuma soal komunikasi saja,” ucapnya ketika jumpa pers bersama Kepala Biro Humas Promosi serta Protokol Tubuh Industri (BP) Batam Ariastuty Sirait di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Investornya sensi soal konflik

Ia mengutarakan investor semacam Xinyi sensitif dengan isu ras serta agama yang berujung pada konflik. Pemerintah juga takut hal itu akan mempengaruhi pada kelanjutan investasi raksasa pabrik solar panel tenaga listrik itu.

Baca yuk: Warga Adat di Rempang, terdapat saat sebelum Indonesia

Terlebih lanjutnya, beberapa negeri orang sebelah tertarik menggaet Xinyi buat investasi di negaranya. Beberapa negeri semacam Malaysia, Thailand sampai Vietnam dikabarkan membujuk industri asal Cina itu untuk memindahkan investasinya.

Ia menyebut PM Malaysia Anwar Ibrahim bersikeras ketika ini menarik investor. Terlebih nilai investasi yang direncanakan Xinyi lumayan besar, menggapai US$11,6 miliyar

Ariastuty berkata pihak Xinyi pernah bertanya ke BP Batam tentang konflik yang terjadi di Pulau Rempang. Grupnya juga menerangkan, jika ketika ini konflik pembebasan lahan telah terkontrol

“Kami sampaikan jika masyarakat sebagian besar telah menerima untuk direlokasi, mudah-mudahan ini lekas teratasi,” katanya.

Semacam dikenal Xinyi Glass Holdings Ltd. hendak melaksanakan investasi di kawasan Rempang Eco City yang lahannya dikelola oleh PT Makmur Elok Graha (MEG), anak industri Tim Artha Graha kepunyaan Tomy Winata.

Baca yuk: PB NU Soal Rempang: Rakyat jangan dikorbankan

Xinyi komitmen untuk berinvestasi sebesar US$11,6 miliyar ataupun setara Rp175 triliun. Industri ini memproduksi bermacam tipe produk cermin semacam cermin mobil, cermin hemat tenaga serta cermin float bermutu besar dengan pasar lebih dari 150 negeri

Jejak Xinyi di Indonesia tidak cuma di Pulau Rempang, tetapi terdapat pula di KEK JIIPE Gresik. Di kawasan indutri yang dikelola Jababeka itu industri asal Cina itu mengucurkan investasi sebesar US$700 juta ataupun setara Rp10,5 triliun.

Semacam dilansir dari halaman JIIPE, pada 25 Agustus 2022 sudah dicoba perjanjian jual beli antara Xinyi dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS). Kedua pihak sepakat buat melaksanakan jual beli lahan buat pembangunan pabrik cermin Xinyi.

Pabrik Gresik akan mensuplai

Bagi Ariastuty, pabrik di Gresik dengan di Pulai Rempang nanti berkaitan. Pabrik cermin di Gresik hendak mensuplai kebutuhan panel surya di Rempang.

Baca yuk : Muhammadiyah Desak PSN Rempang Eco-City Dicabut: Sangat Bermasalah

Apabila terealisasi, uang yang diinvestasikan Xinyi nyaris setengah dari kemampuan investasi di Pulau Rempang. Rempang Eco-City dilaporkan mempunyai kemampuan investasi menggapai Rp381 triliun. Maksudnya investasi Xinyi merupakan 45,93 persen dari sasaran tersebut

Persoalan komunikasi Ariastuty menyadari kalau komunikasi merupakan pangkal dari konflik pembebasan lahan di Pulau Rempang. Oleh karena itu, lanjutnya, BP Batam melaksanakan pendekatan ke masyarakat merelokasi.

“Kami saat ini terjun langsung berdialog dengan warga adat serta masyarakat Pulau Rempang. Menerangkan komitmen kami kepada masyarakat terkait dengan pembebasan lahan ini,” tuturnya. Dalam penjelasan tertulisnya,

BP Batam sosialisasi

BP Batam melanjutkan sosialisasi terkait dengan rencana relokasi masyarakat di Pulau Rempang. Ariastuty mengutarakan kalau pendataan terhadap warga terdampak pengembangan yang hendak direlokasi juga terus dicoba.

Ia meningkatkan dengan bantuan tim keamanan gabungan serta warga setempat, harapannya sosialisasi tersebut dapat berjalan optimal.

BP Batam membuka ruang dialog kepada warga apabila terdapat persoalan serta aspirasi yang mesti di informasikan kepada tim di lapangan.

Baca yuk : PBB merevisi angka kematian Libya yang besar

“Sekitar 200 warga masyarakat berhasil dijumpai dalam sosialisasi serta verifikasi door to door tersebut. Paling tidak telah terdapat 70 persen yang sepakat buat direlokasi,” tambahnya.

Ariastuty meningkatkan pemasangan patok untuk tata batasan hutan selaku kawasan Rempang Eco-City juga sudah berakhir dicoba.

Grupnya melaporkan sangat sungguh-sungguh dalam menuntaskan program strategis nasional, tercantum dalam mempersiapkan hunian buat warga yang terdampak pembangunan.

Disiapkan rumah hunian

“Sebagaimana yang senantiasa di informasikan Kepala BP Batam bersama regu telah mempersiapkan pemecahan terbaik. Buat warga butuh di informasikan kembali kalau pendataan hendak berlangsung hingga 20 September nanti,” jelasnya.

Ada pula untuk hunian senantiasa yang disediakan berbentuk rumah jenis 45 senilai Rp120 juta dengan luas tanah optimal 500 m persegi. Hunian itu, terletak di kawasan Dapur 3 Sijantung.

Berikutnya ada sarana ibadah, sarana tempat pemakaman universal serta sarana dermaga. Pembangunan hunian baru hendak dijalankan sepanjang 12 bulan sehabis pematangan lahan. Ditargetkan, hunian sesi awal hendak berakhir pada Agustus 2024.

Baca yuk : Banjir Libya : Ditemukan mayat-mayat yang membusuk di laut

BP Batam akan semaksimal bisa jadi buat membagikan yang terbaik kepada warga Rempang Galang,” pungkasnya.

Tidak hanya itu, tiap orang dalam satu keluarga hendak memperoleh bayaran hidup yang lebih dahulu sebesar Rp1 juta per orang, naik jadi Rp1,2 juta per orang dalam satu KK. BP Batam pula hendak membagikan bayaran sewa sebesar Rp1,2 juta per bulan.

Jumlah itu naik dari penawaran terdahulu ialah sebesar Rp1 juta per bulan. Sedangkan itu, apabila warga memilih untuk tinggal di tempat kerabat ataupun di luar hunian yang sudah disediakan, hingga duit sewa ini hendak diberikan kepada warga tersebut tiap bulannya. (Reko Suroko)

Sumber: Bisnis.com, edisi 15 September 2023

 

Berita Terkait

Top